Untuk kesekian kalinya PIMITS menghadirkan aksi robot dalam rangkaian kegiatannya. Dalam perhelatan kali ini panita menggelar tiga kategori. Adapun kategori tersebut antara lain line tracer siswa SMA atau sederajat, line tracer mahasiswa, dan robo soccer. "Untuk pertandingan line tracer SMA dan robo soccer telah selesai dilaksanakan kemarin Senin," tandas Haris Naufal H
Haris menerangkan, untuk kategori line tracer SMA dan robo soccer telah menghasilkan juara. "Untuk line tracernya (kategori SMA, red) muncul Lasindo dari sekolah Sanggar Alang-Alang sebagai juara, sedangkan untuk robo soccer tim T_LO dari PENS ITS hadir sebagai juara," ungkap Hari, Ketua Panitia Aksi Robot.
Dalam lomba ini, terdapat persyaratan dan aturan tertentu yang diberlakukan oleh panitia dan tim juri untuk penilai best design. Misalnya, robot harus memiliki ukuran utama maksimal 20 x 20 x 20 cm. Selain itu, untuk daya penggerak, peserta hanya boleh menggunakan baterai dengan daya maksimal 9 Volt. Dan yang paling penting adalah robot harus melintasi track yang didesain menyerupai sebatang pohon untuk mencapai garis finish.
Bertepatannya pelaksanaan line tracer kelas mahasiswa dengan hari Kartini pada 21 April. Menginspriasi Nisa dan teman-temannya untuk memberi nama timnya dengan nama tokoh perjuangan emansipasi wanita tersebut. "Anggota tim kita juga semuanya wanita, dan hari ini hari Kartini, jadi kita pakai nama tersebut sekaligus ikut memperingati hari Kartini" terang Nisa mahasiswi jurusan Elektronika PENS ITS ini.
Kehadiran tim Kartini ini mengundang pengunjung PIMITS 12 berdatangan ke arena aksi robot untuk menyasikan aksinya. Sorak-sorai bergemuruh dari penonton ketika tim kartini berhasil melewati lawan-lawannya yang mayoritas dari kaum pria ini.
Namun sayang, langkah tim Kartini terhenti pada babak 16 besar group B line tracer mahasiswa. Sedangkan pada pertandingan puncak tim-tim dari PENS ITS mendominasi, partai final pun menjadi milik tim An-Nahl dan Mas Langit yang sukses menggugurkan tim lainnya.
Pada partai final panitia menambahkan rintangan berupa tanjakan yang menyerupai polisi tidur. "Tanjakan-tanjakan kita tambahkan didua titik, yakni diawal lintasan dan di akhir lintasan sebelum garis finish," terang Haris yang juga mahasiswa Teknik Informatika ini. Haris melanjutkan, dengan adanya rintangan tersebut tentunya track semakin tambah sulit yang memang sebelumnya lintasan telah memiliki alur yang berlok-kelok.
Sesulit apapun rintanga tersebut tidak membuat tim An-Nahl terhenti. An-Nahl berhasil sampai tercepat pada garis finish melewati tim Mas Langit, yang mengalami kegagalan sensor. Sedangkan pada best design, tim T-rex EA hadir sebagai pemenang dengan desain terbaik pada aksi robot PIMITS 12.(fn/bah)
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)