Dengan dikukuhkannya tiga orang guru besar baru di Graha 10 Nopember, pada hari Sabtu (25/4), telah menggenapkan jumlah guru besar ITS menjadi 83 orang. Ketiga guru besar baru tersebut adalah Prof Dr Ir Budisantosa Wirjodirdjo ME, Prof Ir Eko Budi Djatmiko MSc, dan Prof Dr Drs I Nyoman Budiantara MSi. Sedangkan jumlah doktor yang dimiliki ITS saat ini masih mencapai 189 orang.
â€Dengan penambahan 26 guru besar dan 32 doktor baru setiap tahunnya, kami harapkan ITS mampu menyelaraskan target Renstra Dikti 2010-2014 yang mencanangkan target 95 persen dosen pascasarjana yang berkualifikasi S3 pada tahun 2013,†papar Rektor ITS, Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD, dalam sambutan pengukuhannya.
Target penambahan doktor, menurut pria yang terbiasa disapa Probo ini, perlu dilakukan karena doktor merupakan ’bahan baku utama’ untuk peningkatan jumlah guru besar. Karena untuk mencapai jenjang guru besar, tentunya seorang dosen harus mencapai dulu jenjang doktor.
Probo juga menekankan bahwa untuk menjadi seorang guru besar, sekarang ini tak harus menunggu usia lanjut. â€Semakin muda kita mampu menjadi guru besar maka akan semakin baik sumbangsih yang bisa diberikan untuk ITS nantinya,†tandas mantan Dekan FTSP ITS ini mengingatkan.
Ketiga guru besar yang baru dikukuhkan berasal dari jurusan yang berbeda-beda. Meski bergelut di bidang yang berbeda, namun keilmuan mereka sebenarnya masih terkait satu sama lain. Budisantosa dikukuhkan sebagai guru besar di bidang Teknik Industri, Eko Budi Djatmiko di bidang Hidrodinamika Kelautan, dan Nyoman Budiantara di bidang Ilmu Stastistika Matematika.
Sedikit mengomentari dunia riset di Indonesia, Budi mengatakan bahwa Indonesia belum memiliki prasarana riset yang baik. Kebanyakan industri hanya mendirikan pabrik di Indoensia, sedangkan R&D berada di luar negeri,†Akibatnya Indonesia ya cuma begitu-begitu saja, tidak ada nilai tambahnya. Tanam kopi ya jualnya kopi, yang memberi nilai tambah luar negeri lagi dengan merek Starbucks,†tambah Budisantosa yang baru saja pensiun sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo ini.
Karenanya, Budi berharap agar sektor Research and Development ini juga berkembang di Indonesia. â€Jika riset berkembang, otomatis pendidikan juga akan berkembang,†pungkasnya. (humas/ap)
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)