Seperti yang disampaikan pada Pembukaan MI, Ketua Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Ir Alam Baheramsyah MSc menyampaikan pentingnya kemampuan berbahasa. "Selain piawai dengan berkomunikasi lisan, sekarang kita juga dituntut mampu menyampaikan ide dan inovasi dalam bentuk tulisan," terang dosen pengajar mata kuliah Pengaturan Udara dan Sistem Pendingin ini.
Dengan berlatarbelakang hal tersebut maka dibutuhkan sebuah ajang yang mengasah kemampuan tersebut, lewat MI inilah kemampuan membuat proposal bisa dikembangkan, lanjut Alam.
Senada dengan yang disampaikan oleh Kajur Teknik Sistem Perkapalan, Ketua Panitia Marine Innovation Yohanes Oscarino NS mengungkapkan setidaknya dengan ajang seperti ini ide kreatif peserta dapat tersampaikan. "Banyak ide-ide pengembangan potensi kekayaan laut yang bermunculan dari peserta dalam bentuk proposal bisnis, ini menandakan bahwa kekayaan laut kita memang masih belum tersentuh dengan baik," tandas Oscar, sapaan akrab mahasiswa asal Jakarta ini.
Oscar menjelaskan, MI sendiri merupakan lomba inovasi terpadu disusun dengan format bisnis plan yang mencakup detail biaya dan dana yang dibutuhkan untuk mengembangkan ide tersebut. "Tentunya ide tersebut harus mampu dikembangkan oleh peserta sehingga menjadi peluang bisnis yang menjanjikan, tidak hanya sekedar ide semata," ungkap mahasiswa angkatan 2006 ini.
Adapun penilain dari karya peserta, terdapat 4 poin penilaian antara lain kesesuaian tema, ketepatan waktu pengumpulan proposal, kualitas proposal, dan presentasi.
Penilaian terbesar adalah pada poin presentasi, dimana tiap tim wajib mempresentasikan proposal dihadapan dewan juri yang antara lain terdiri dari M Badruz Zaman ST MT dosen Teknik Sistem Perkapalan, Edwin Setiawan dosen Biologi, dan Heryono Hendhi Saputro HRD UKM W&T ITS. Banyak dari peserta yang dicecar pertanyaan oleh dewan juri, terutama mengenai segi konsep dan unsur finansial dari proposal.
"Rata-rata banyak dari proposal yang ada tidak memperhatikan dari pendanaannya, padahal dana merupakan unsur penting dalam proposal bisnis," ujar Hendhi salah seorang dewan juri MI 2009.
Setelah melewati proses penjurian dan presentasi proposal akhirnya MI 2009 menghasilkan tim-tim juara dengan inovasi terbaiknya. Di kategori pelajar tampil perwakilan dari tim SMAN 2 Lumajang sebagai juara pertama. Tim yang digawangi oleh Iva, Evarini, dan Anita ini mengambil judul proposal yakni pemanfaatan kandungan iodine pada sargassum sp sebagai minuman teh yang berkhasiat obat.
Iva salah satu anggota tim SMAN 2 Lumajang mengaku terinsprasi memanfaatkan ganggang sebagai teh dari berbagai karya yang mengatakan ganggang dapat diolah sebagai minuman. "Setelah itu mengapa tidak kita coba dengan mengemasnya dalam bentuh teh, bahkan tim kita juga telah mempersiapkan kemasan dari produk teh ini," tandas Iva.
Iva dan kawan-kawan mengaku tidak percaya mendapatkan gelar pertama pada MI 2009. "Hampir semua karya peserta lainnya bagus-bagus, jadi kita merasa sulit untuk menang," ungkap siswa SMA kelas 2 tersebut.
Posisi kedua untuk kategori pelajar diraih oleh SMAN 2 Surabaya, yang menawarkan pengawet kayu dengan memanfaatkan limbah kulit undang. Kemudian untuk kategori mahasiswa, diambil satu juara yang jatuh pada tim dari Teknik Perkapalan ITS. Mahasiswa Teknik Perkapalan tersebut mengangkat ide alternatif inovasi desain pada kapal-kapal nelayan untuk meningkatkan bisnis penangkapan ikan. (fn/mtb)
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)