Sebagian kecil masih berada di kampus untuk menyambung kehidupan kampus. Dan tak banyak dari mereka melakukan refleksi ulang dari hasil kegiatan belajar mengajar atau refleksi kuliah.
Melalui tulisan ini kita mencoba mengurai ilmu pengetahuan yang telah kita dapatkan untuk menjadi bahan pelecut semangat, renungan bahkan instrospeksi diri. Ada beberapa poin penting yang harus kita ketahui untuk merefleksikan kuliah. Yang pertama kita harus mengetahui tujuan kuliah. Tujuan ini mutlak diperlukan bagi setiap individu untuk meraih jalan menuju cita- citanya. Bagaimana mungkin kita mampu menuju jalan yang diinginkan tetapi gelap jalannya dan kita hanya bisa meraba atau menerka-nerka akhir jalan tersebut. Jika dalam Tri Dharma Pendidikan, kita mengetahui bahwa kita kuliah untuk menjadi agent of change, sebagai perubah keadaan agar menjadi lebih baik bukan beradaptasi dengan keadaan, sehingga nantinya dapat membantu permasalahan masyarakat.
Yang kedua, kita mengetahui bahwa output kuliah ialah untuk menjadi seseorang yang mampu menalar dan mempunyai pemikiran yang jelas dan matang dalam menghadapi suatu kesulitan. Sehingga kesulitan apapun yang menghadang di depannya akan menjadikan dirinya lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak, mampu mengontrol perilaku dan membuat target terhadap dirinya dan memberikan sangksi atas pelanggarannya. Hal inilah yang kurang kita rasakan saat kuliah, tak banyak pesan moral yang dapat membakar semangat untuk mengubah diri dan permasalahan bangsa. Oleh karena itu sebagai mahasiswa seharusnya lebih reaktif dan memiliki tanggung jawab atas amanah yang ia emban.
Salah satu contoh refleksi kuliah yang dapat saya bagikan untuk semuanya ialah mata kuliah Fishe ( Fisiologi Hewan ). Dalam kuliah ini saya merasakan perubahan yang luar biasa sebagai renungan hidup dan Sang Pencipta, hingga tak satupun kenikmatan yang terelakkan. Salah satu topik yang dibahas ialah Mekanisme Gerak, ya. !… yang setiap hari kita lakukan yaitu bergerak, tetapi tak satupun makna yang kita hasilkan. Gerak merupakan kerjasama antara otot, syaraf dan rangka (neuromuscularis ). Di semua bagian tubuh kita terdiri atas jalinan serabut otot- otot, yang jumlahnya luar biasa banyaknya. Prinsip mekanisme dasar konstraksi ialah pertautan antar myofilamen yaitu filamen aktin dan filamen myosin. Pertama-tama ialah adanya rangsangan dari neuron (syaraf) yang bermula dengan menjalarnya potensial aksi mencapai ujung (terminal sinaptik). Kemudian ujung syaraf ini membebaskan neurotransmitter yaitu asetilkolin ( sejenis protein transport ) untuk menuju celah sinaps (alat- alat motorik / serabut otot). Nah …. Ketika asetilkolin bertemu dengan serabut otot, tepatnya di sarkolema ( lembar membran otot ) yang didalamnya terdapat reseptor yang menyebabkan terbukanya gerbang asetilkolin (semacam bundaran/ bola yang berisi unsur Na ), hingga menyebabkan mengalirnya sejumlah ion Natrium ke bagian dalam sarkolema dan menimbulkan potensial aksi.
Setelah itu potensial aksi tersebut akan menyebabkan depolarisasi (banjir ion Na) disepanjang sarkolema, dan akan menjalar ke sepanjang serabut otot dan masuk ke tubulus Transversal (bagian yang terdapat diantara serabut otot) yang akan merangsang pelepasan ion kalsium dari retikulum sarkoplasmik (bagian bawah membran otot/ sarkolema) menuju sarkoplasma (cairan sarkolema). Kemudian Ion- ion yang terdapat dalam sarkoplasma akan berikatan dengan troponin (protein aksesoris / tambahan pada otot) yang memicu terjadinya pengikatan myosin ke aktin.
Mekanisme ini masih berlanjut bagian-demi bagian. Tetapi apa yang kita rasakan ketika kita membuka hati dan pikiran ternya mekanisme gerak kita begitu cepat padahal prosesnya panjang dan rumit. Inilah bukti kecanggihan buatan Allah yang Maha Kuasa, yang manusia tak dapat membuatnya. Jikalau dikurskan dalam rupiah (pembandingan dengan alat- alat elektronik; laptop, komputer, memory card dll) mungkin kita tidak dapat membayarnya meskipun kita bekerja seumur hidup. Ternyata sistem hardware dan soft ware sudah tercipta sejak kita hidup.
Begitulah yang saya sebut dengan refleksi kuliah, mata kuliah yang kia ambil sejatinya harus membawa dampak bagi perubahan diri kita. Menjadikan diri kita lebih tahu akan esensi diri dan kehidupan kita. Oleh karena itu hendaknya ilmu- ilmu yang kita peroleh sewaktu kuliah tidak menguap begitu saja, jadikan ia lebih bermakna dengan berbagi kepada sesama dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari. Ketika sesama mahasiswa bertemu, sepaptutnya ia merendahkan diri dan menghargai orang lain, jangan merasa lebih tinggi karena kita sama-sama makhluk yang terdiri dari bahan organik.
Nuryati
Mahasiswa Biologi ITS
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi