ITS News

Rabu, 30 Juli 2025
08 Oktober 2009, 21:10

Ramah Lingkungan Lewat Green Architecture

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Acara yang bertajuk Green Architecture and Solution ini dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Prof Ir Joni Hermana MScES PhD. Dalam sambutannya Joni mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada para pembicara.

Joni berharap even Internasional ini dapat membuat Jurusan Arsitektur ITS dapat lebih maju, terutama dalam teknologi green architecture-nya. "Selain itu semoga acara ini dapat menjadi ajang bertukar ide-ide desain mengenai green architecture, baik yang ada di Belanda ataupun USA," tandas Joni di depan peserta Green Architecture Conference. Tentunya desain yang bagus dan baik, adalah desain yang memberikan efek positif pada sekitarnya, ramah lingkungan, dan hemat energi, Joni menambahkan.

Bertindak sebagai pembicara pertama, Prof Dr Joeke Post mengangkat seputar teknologi green design. "Topik yang saya angkat disesi pertama ini adalah green design di TU/e, Netherlands, dan dunia," ungkar pria bertubuh besar ini. Menurut Post, TU/e sendiri merupakan universitas yang memiliki rancangan desain green architecture.

Pada pemaparannya, Post menampilkan beberapa gedung dan bangunan dari Fakultas Architecture, Building, and Planning tempat dirinya bernaung. "Teman-teman bisa lihat pada bangunan tersebut, kita menggunakan panel penghubung yang terhubung antara satu gedung dan gedung lainnya," papar pria berkacamata ini. Post menerangkan pada panel tersebut dipasang kincir angin agar juga bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik.

Tidak hanya itu beberapa bangunan dan landscape yang fenomenal dari negeri kincir angin ini turut dikupas sekilas mengenai teknologinya. "Beberapa gedung pemerintahan Belanda, dam-dam, serta bangunan lainnya telah mulai menerapkan green design," ungkap pria yang bermukim di Eindhoven ini. Tujuannya tidaklah lain untuk mengurangi kadar emisi, dan pencemaran disebabkan oleh pemakaian energi bahan bakar yang cukup besar, Post menerangkan.

Hal lain yang membuat senyum dan kagum peserta pada presentasi Post adalah ketika Post menayangkan animasi sebuah bangunan yang dapat dibongkar pasang. "Desain bangunan seperti ini menjadi lebih baik, untuk mengatasi terbatasnya lahan di Belanda," tutur Post. Keuntungan lainnya adalah ketika gedung tersebut tidak lagi digunakan. Tentunya dari pada menghancurkan, solusi green design ini dapat diterapkan, lanjut Post.

Peserta International Conference ini sendiri banyak berdatangan dari mahasiswa Arsitektur ITS, dan beberapa mahasiswa Universitas lainnya, seperti yang dijelaskan Prof Dr Ir Happy Ratna Santosa. "Acara ini sangat bermanfaat bagi para mahasiswa, dikarenakan konsep green design sendiri akan menjadi tren di masa depan. (fn/mtb)

Berita Terkait