ITS News

Kamis, 14 November 2024
09 Desember 2009, 21:12

Refleksi Hari Anti Korupsi Sedunia di Mata Mahasiswa ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Mahasiswa ITS merupakan salah satu titik nadi pergerakan mahasiswa Indonesia yang bertanggung jawab memaksimalkan peran mahasiswa dalam mengawal dinamisasi bangsa. Pada hari anti korupsi sedunia yang diperingati pada 9 Desember  ini, sampai sejauh manakah mahasiswa ITS memaksimalkan peran dan fungsinya sebagai mahasiswa? Apakah peran dan fungsinya yaitu Moral Force, Iron Stock, Agent of Change, Social Control benar benar  tercapai?

Di antara sekian banyak mahasiswa yang ada di ITS, saya yakin hanya sekian persen saja yang peduli akan hal ini. Sisanya mereka tidak ambil peduli atau bahkan tidak tahu jika pada tanggal 9 Desember itu adalah  hari anti korupsi sedunia. Padahal predikat negara terkorup di dunia masih melekat erat mengiringi nama Indonesia. Sebagai mahasiswa  kita dituntut untuk untuk bisa  mengkaji dan menelurkan langkah-langkah konkrit dalam menyikapi permasalahan bangsa yang ada. Mahasiswa sebagai agen perubahan harus dapat memberikan bentuk nyata yang dapat dilakukan sebagai wujud kepedulian terhadap kondisi bangsa dan negara meskipun jalan yang ditempuh pun tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Terlepas dari predikat negara terkorup di dunia,seperti yang kita ketahui kondisi sekarang ini yaitu banyak terjadi kemelut skandal politik, ekonomi, dan hukum di negeri ini. Mulai kasus dugaan kriminalisasi pimpinan KPK disertai munculnya masalah makelar kasus (markus) dengan aktor utama Anggodo Widjaja dan sejumlah aparat hukum, dugaan korupsi Masaro, hingga skandal Century. Supremasi hukum dan kebijakan pemerintah juga dinilai kurang tegas dalam menyelesaikan kasus korupsi. Data Indonesia Corruption Watch menunjukkan, pengadilan umum punya reputasi kurang meyakinkan dalam mengusut perkara korupsi. Berdasarkan data ICW pada periode 2005-Juni 2008, dari 1.184 terdakwa kasus korupsi yang disidangkan di pengadilan umum, 482 orang divonis bebas.Sejumlah kalangan menyatakan bila Presiden SBY tak mampu menyelesaikan kasus itu dengan baik pasti akan terjadi people power meski jalan yang ditempuh jalan damai dan bukan anarkis.

Sebagai langkah konkrit menyikapi permasalahan ini yang biasanya dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa secara klasik yaitu menggelar aksi.Umumnya aksi ini dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Memang tidak salah jika teman-teman mahasiswa menggelar aksi, turun kejalan dan sebagainya. Namun alangkah baiknya kita senantiasa bertanggung jawab atas program aksi yang dilakukan agar maksud dan tujuan sebenarnya bisa tercapai, bukannya malah memperkeruh suasana dan merugikan masyarakat pengguna jalan dengan menyebabkan kemacetan di ruas jalan dan lain-lain.

Sebagai mahasiswa kita harus cerdas, kritis, santun,dan independen dari pihak manapun. Aksi nyata yang sebenarnya bukan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya keras-keras untuk menarik perhatian, Rentetan orasi,dan aksi turun ke jalan. Aksi ini hanyalah sebagai sarana kecil untuk mengajak masyarakat untuk menyadari bahaya korupsi. Serta sebagai sarana untuk mengingatkan pemerintah bahwa perjuangan melawan korupsi harus terus menerus dilakukan. Kita dapat melawan korupsi dimulai dari hal yang terkecil.

Untuk kondisi sekarang, peran mahasiswa yang begitu heroik mungkin  sudah dilupakan oleh generasi kontemporer. Sebab kiprah mereka memang tidak seperti pada saat jaman sebelum kemerdekaan. Korupsi bukan hanya tanggung jawab penegak hukum saja, tetapi tanggung jawab semua elemen masyarakat, termasuk elemen terpelajar yaitu mahasiswa. Kesadaran masyarakat untuk menjadikan korupsi sebagai public enemy harus selalu ditanamkan.

Yang terakhir, Hasan Al-Banna pernah berkata,”Oleh karena itu, sejak dulu hingga skarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda adalah rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah,pemuda adalah pengibar panji-panjinya. ”Perjuangan kita dalam memberantas korupsi tidak berakhir sampai disini. Estafet perjuangan ini akan terus berlanjut selama kekuatan visi, keberanian, perjuangan,dan keikhlasan pengorbanan masih terus mengalir di urat nadi kita sebagai upaya untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan bermartabat

 

Ari Ganesa
Mahasiswa Biologi 2008

Berita Terkait