Di saat mahasiswa lain menikmati masa liburan, terdapat puluhan mahasiswa dengan antusias mengikuti diskusi terbuka. "Diskusi kali ini mengenai evaluasi pemerintahan Indonesia setahun yang lalu, khususnya dalam hal penegakan hukum," ujar Aditya selaku Menteri Departemen Kebijakan Publik BEM ITS.

"Tahun 2010 menjadi tahun penentuan keberhasilan SBY-Boediono dan Kabinet Indonesia Bersatu jilid dua. Pada tahun 2009, hukum di Indonesia merupakan suatu ironi," ungkap Ersyad, Presiden BEM ITS dalam sambutannya. Menurut Ersyad, hal ini disebabkan banyak terjadi kasus ketidakadilan, terutama bagi kaum miskin.

Selama berlangsungnya acara, diskusi eksternal mulai memanas saat membicarakan pewacanaan. "Dunia sudah dipenuhi dengan nepotisme, tidak ada dunia yang benar- benar objektif," tegas Kresnayana. Dosen jurusan Statistika ITS tersebut juga menyebutkan contoh-contoh kasus cicak dan buaya, Bibit dan Chandra, serta Bank Century. Menurut Kresna, hukum tidak bertambah baik tetapi pilih kasih antara orang kalangan atas dan bawah.

Kresna juga menyinggung masalah ekonomi di Indonesia. Pria kelahiran Jakarta ini menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi riil hanya sebesar dua persen. Sisanya, yang berkembang adalah perusahaan asing di Indonesia. "Hutang Indonesia sebesar Rp 7.000 triliun dan tiap tahunnya Indonesia harus membayar Rp 190 triliun untuk bunga," papar Kresna.

Kresna juga mengungkapkan soal pendidikan di Indonesia. “Survei mengatakan bahwa 85 persen guru di Indonesia mash gagap IT (Information Technology),”  kritiknya. Kresna bahkan membandingkan guru-guru di Indonesia dengan guru-guru di  Korea. “Guru SD kelas 3 di Korea akan dipecat apabila tidak meng-upload berita setiap tiga hari sekali. Bagaimana dengan Indonesia?” tuturnya diakhiri dengan melontarkan pertanyaan retoris kepada peserta diskusi.  

Sementara itu, diskusi ini menjadi salah satu pemanasan bagi dua momentum. Rencananya, mahasiswa ITS akan melakukan pergerakan besar-besaran pada kedua momentum tersebut, yakni pada 15 Januari sebagai Hari Malari dan 31 Januari sebagai peringatan 100 hari pemerintahan SBY-Boediono. (m17/m14/nrf)