ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
10 Februari 2010, 10:02

ITS Rancang Rumah Tahan Gempa Berskala 8 SR

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ir. TAVIO, M.S., Ph.D Head of Laboratory of Concrete and Building Material Fakultas Teknik Sipil ITS mengatakan kebutuhan rumah atau gedung yang cepat huni pasca gempa sangat tinggi. Apalagi Indonesia merupakan daerah ring of fire karena adanya gunung berapi yang aktif dan secara geografis berada dekat dengan lempeng-lempeng aktif dan saling berhubungan.

Gempa di Aceh, Padang dan Yogyakarta yang terjadi beberapa waktu lalu mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa yang tidak sedikit. Rumah-rumah yang dibangun luluh-lantak dan langsung rata dengan tanah. Korban tewas tertimpa bangunan dan rumah. Padahal struktur bangunan dibuat sedemikian kuat namun ternyata tidak tahan dengan goncangan gempa.

“Di Padang, banyak rumah yang collapse (runtuh), rumah atau bangunan retak dan rusak. Rumah tidak tahan dengan goncangan gempa, akibatnya korban jiwa banyak,” kata TAVIO dalam konferensi pers, Selasa (09/02).

Atas dasar itulah, Research Group ITS yang diantaranya terdiri dari TAVIO, Prof. Ir. PRIYO SUPROBO, MS., Ph.D, mahasiswa S1 sampai S3 merancang rumah tahan gempa yang berbahan beton pracetak.

ITS sendiri sebenarnya sudah pernah merancang rumah tahan gempa yang berbahan kayu dan cepat bangun dengan waktu 9 jam. Namun, kayu lebih rentan terhadap kebakaran, perubahan cuaca, rayap, lapuk, dan air. Sedangkan beton cor setempat memakan waktu lebih lama dalam proses rekonstruksinya.

“Akhirnya kita rancang rumah berbahan beton menggunakan pracetak yang cepat bangun dan murah. Rumah ini juga green building system, artinya ramah lingkungan,” ujar TAVIO.

Kelebihan pracetakn adalah kekuatan terjamin atau lebih terkontrol karena dibuat dengan fabrikasi, waktu pelaksanaannya cepat, hemat biaya terutama jika diproduksi massal, lebih awet dan tahan lama.

TAVIO menambahkan rumah beton pracetak ini memiliki daktilitas (kemampuan struktur bangunan mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup) yang baik, kelenturan struktur dan tahan terhadap kerusakan. Sambungan antar kolom pracetak yang kuat bisa menahan goncangan gempa berskala 7-8 Skala Richter atau 0,3 gravitasi. Meski rusak tapi tidak sampai runtuh.

Targetnya, rumah pracetak ini sudah bisa diluncurkan pada 2011 seiring berakhirnya Program Hibah Kompetisi Institusi (PHKI) dan Riset Strategi Nasional.(git/ipg)

Berita Terkait