ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
07 April 2010, 02:04

Brian Arfi Faridhi, Pemilik PT Dhezign Online Solution, Perusahaan Web Development dan Online Marketing

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Memasuki ruang tamu di sebuah rumah yang tidak terlalu besar di
kawasan Semolowaru, Surabaya, tampak deretan rak yang menempel di
sekeliling tembok. Di rak tersebut dipajang pernak-pernik dan aneka
kebutuhan muslim.

Ada buku bacaan Islam, kitab suci, obat-obatan
herbal, dan buku-buku anak. Di sebelah salah satu rak tersebut, ada
sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat lima orang laki-laki yang
sedang asyik dengan komputer masing-masing. Salah satunya adalah Brian
Arfi Faridhi, owner PT Dhezign Online Solution.

Laki-laki
yang kini masih tercatat sebagai mahasiswa Teknik Industri Institut
Teknologi Sepuluh November (ITS) sejak 2003 itu pun mempersilakan Jawa
Pos
memasuki ruangan tersebut. Brian, sapaan akrab dia, mulai
menceritakan tentang perjalanan bisnisnya.

Melakoni berbagai
jenis bisnis, tampaknya, sudah menjadi menu sehari-hari Brian. Mulai
bisnis les privat, berjualan parfum di koridor kampus, buka lapak, jual
jus di rombong kaki lima, jual roti bakar, burger penyet, es bubur
kacang ijo, hingga berjualan batagor keliling pun sempat dilakoni.

Namun,
di tengah usahanya menekuni beragam bisnis yang dirintis itu serta di
sela-sela kesibukan kuliah, dia pun kerap bereksperimen dengan komputer.
Mulai nge-blog, ikut milis, hingga mendesain sebuah website.
Dari kegemaran bereksperimen dengan komputer itulah, pada 2006, lahir
sebuah toko yang men-display produk secara online (toko online).

Bisnis via internet yang dirintis tersebut bertujuan memberi
wadah bagi siapa saja yang ingin memasang iklan. Toko online itu
bisa menjadi alternatif pemasaran produk. ”Yang biasanya pasang iklan
di majalah atau koran, kini bisa lebih mudah melalui online,”
terang peraih juara I Wirausaha Muda Mandiri 2009 kategori Industri
Kreatif Mahasiswa tersebut.

Untuk mendapatkan orang yang mau
memasarkan produknya di internet, Brian pun menyebarkan proposal.
Sayang, keberuntungan belum berpihak kepada dirinya. Meski sudah
menyebarkan banyak proposal kepada pihak-pihak yang dirasa potensial
memasang iklan, ternyata proposal-proposal itu tidak ada yang sukses.
”Tidak ada yang mau. Untuk foto produknya saja mereka enggan,”
ungkapnya.

Tidak berputus asa, dia pun mencari sendiri konsumen
secara langsung tanpa proposal. Ketika itu, tutur Brian, ada sebuah toko
yang berjualan buku-buku bacaan muslim. Dia pun menghampiri dan
mengungkapkan maksud serta tujuannya kepada sang pemilik. ”Saya pinjam
buku-buku dan minta izin untuk saya scan sampulnya, selanjutnya
dipajang di internet. Saya pinjam dengan jaminan KTP,” kenang suami
Juanita Vyatri tersebut.

Untuk melengkapi informasi saat men-display
produk di internet, selain melakukan scan, dia menimbang dan
mengukur buku-buku tersebut. Tujuannya, pembeli bisa tahu berat dan
ukuran buku yang akan dibeli. Itu sangat berguna ketika harus dikirim
melalui paket. ”Nah, setelah di-display di internet itulah,
akhirnya ada pembeli dari luar Jawa, yaitu Samarinda dan Batam,”
tuturnya.

Dari toko online itu, bisnis via internet yang
dilakoni Brian makin berkembang. Dia mengembangkan keahliannya dengan
membuat situs VimpleShop.com. Fungsinya sama seperti toko. Namun,
aplikasi itu seperti blog. Jadi, gratis dan bisa dikreasi
sendiri oleh blogger. ”Tapi, ada juga yang bayar, jika konsumen
mau nambah banner, fitur diskon, dan tambahan kecil-kecil
lainnya,” ujar ayah tiga anak tersebut.

Merasa masih punya
keahlian lain yang bisa digali, Brian pun mencoba peruntungan di bidang web
development
. Yaitu, merancang dan membuat website pesanan.
Melalui web development itu, dia menerima banyak pesanan
pembuatan company profile.

Menurut Brian, membuat website
tidak mudah. Butuh kecermatan dan kejelian. Sebab, membuat website
sama seperti membangun sebuah rumah. Diperlukan analisis sebagus apa
dan sebesar apa web yang akan dibuat. Perlu juga diperhatikan
seribet apa, sedetail apa, dan secanggih apa website itu. Juga,
bagaimana tipe yang akan dibuat, company (perusahaan) atau toko.
”Jadi, seperti arsitek,” tegasnya.

Pembuatan company profile,
misalnya. Secara teknis, satu hingga dua minggu pembuatan profil sudah
selesai. ”Biasanya yang lama itu nunggu acc dari klien. Kadang
dari pihak mereka harus dikonsultasikan dulu dengan atasan dan
pimpinan-pimpinannya,” ujarnya.

Ada pun beberapa perusahaan
yang telah memanfaatkan jasanya adalah Baba Rafi, Yayasan Kas
Pembangunan, Indah Bordir (toko batik di Sidoarjo), serta Universitas
Wijaya Putra.

Brian tidak main-main dengan usaha yang sedang
digeluti itu. Untuk urusan web development misalnya, dia tidak
ingin ada barang bajakan. Salah satunya, memilih program PhotoShop yang
orisinal seharga Rp 7 juta. ”Itu menunjukkan seberapa serius kami
dengan klien. Kami jual jasa dan skill. Nah, kalau kita tidak mau
menghargai orang (pembuat) PhotoShop, sama artinya kita tidak
berkomitmen,” ujarnya.

Untuk menunjukkan keseriusan melayani
konsumen, dia pun memberikan garansi. Sebulan setelah web selesai
dan klien tidak puas, pihaknya menjamin 100 persen uang kembali.
”Tapi, kalau proyek belum selesai dan pengorder membatalkan, jaminan
tidak kami berikan. Sebab, kami sedang berusaha membuat,” terangnya.

Lalu,
berapa kali bisa membuat website dalam sebulan? Tidak pasti,
bergantung kapasitas website yang akan dibuat. Menurut Brian,
jika website sederhana, sebulan bisa sampai lima website.
”Bergantung permintaan customer, mau yang seperti apa,”
tuturnya.

Melalui PT Dhezign Online Solution yang dia dirikan
pada 2008, ada dua jenis usaha yang kini di bawah naungannya. Yaitu, web
development
dan online marketing. Hingga kini, setidaknya
sudah lebih dari 50 klien memanfaatkan jasa tersebut. ”Sekitar 30 klien
dari luar negeri seperti Amerika, Inggris, Yunani, Australia, dan
Belanda,” jelas Brian.

Menemukan klien dari luar negeri juga
mudah. Cukup masuk ke milis-milis. Nah, di sana nanti pasti bertemu
banyak orang yang juga dari luar negeri.

Modal untuk mendirikan
bisnis online juga cukup sederhana. Asalkan punya skill,
bisa desain programming, ada komputer, dan koneksi internet,
semua bisa berjalan. Biaya hosting (space atau tempat di
internet untuk menyimpan data-data situs) cukup Rp 150 ribuan. Bayar
domain (nama situs yang dimiliki di internet) juga Rp 150 ribu selama
setahun.

Dikatakan, untuk mendesain toko online yang
sederhana, harganya Rp 350 ribu hingga Rp 1 juta, sudah termasuk domain.
Untuk website bisa mencapai Rp 5 juta hingga Rp 100 juta,
bergantung spesifikasi website yang akan dibuat. Menurut Brian,
besarnya omzet berdasar proyek. Jadi, tidak bisa diprediksi. ”Secara
keseluruhan, omzet PT Dhezign Rp 500 juta per tahun,” katanya.

Berita Terkait