ITS News

Rabu, 13 Agustus 2025
10 Juni 2010, 14:06

Arek Desainer Logo Baru ITS CAK!

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Rapi dan kalem, itulah Andik. Mahasiswa yang sebelumnya tak pernah menyangka bakal masuk ITS juga ternyata tak pernah menyangka bakal menang. Pasalnya, ia memang belum lama terjun di dunia desain. Selama ini, ia hanya suka bermain-main dengan software desain Corel Draw. “Apalagi bila dibandingkan dengan teman-teman saya di Despro, saya merasa kalah,” tuturnya.

Nyatanya, logo itu menjadi favorit para juri yang terdiri atas dosen-dosen ITS dari berbagai jurusan. Logonya simpel, dengan hanya dua warna, merah dan biru. “Warna biru itu melambangkan semangat mahasiswa ITS, dan yang merah mencerminkan mahasiswa ITS yang harus berani dan pede karena mereka Cerdas, Amanah dan Kreatif,” jelas mahasiswa asal Tulungagung ini. Justru karena simplisitas itu, logonya menjadi mudah untuk dipajang di mana saja. Andik juga telah menyiapkan desain alternatif untuk latar belakang berwarna selain putih.

Ketertarikan Andik pada dunia desain dimulai sekitar tiga tahun lalu, ketika ia menyaksikan salah seorang adik angkatannya yang memang sudah jago mendesain. Mahasiswa yang lebih muda setahun itu sempat menangani beberapa pekerjaan publikasi dan bahkan memenangkan lomba desain untuk sebuah logo acara di ITS.

Dari situlah, Andik mulai terinspirasi untuk mencoba-coba sendiri. Sebelumnya ia sudah dua kali mengikuti lomba desain logo, namun belum pernah menang. Selain itu, ia juga menangani desain publikasi untuk OMITS (Olimpiade Matematika ITS) 2009. Tentu saja, desain Arek ITS CAK! ini memberikan kesan tersendiri baginya. “Logo ini akan digunakan selamanya, jadi itu merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya,” ia tersenyum.

Kegiatan mendesainnya memang tidak terlalu jauh dengan bidang Matematika yang didalaminya, yaitu Ilmu Komputer. Mengenai Matematika sendiri, Andik sebenarnya tak pernah punya angan-angan untuk menekuninya.

Ia menamatkan sekolah di SMK Negeri 3 Boyolangu pada tahun 2005 dan sempat mendapatkan beasiswa untuk meneruskan pendidikan D4 jurusan Otomasi di sebuah institusi pendidikan di Malang. Namun ia mendapat kabar adanya beasiswa dari Dikmenjur (Dinas Pendidikan Menengah Kejuruan) bagi siswa SMK untuk beberapa jurusan di ITS. Ia mengikutinya dan ternyata berhasil lolos masuk jurusan Matematika.

Ia segera menyesuaikan diri dengan kehidupan kampus. Apalagi setelah menyelesaikan masa matrikulasi selama satu tahun sebelum akhirnya memulai kuliah pada tahun 2006, ia sudah mendapatkan banyak teman yang juga satu jurusan. Ia juga tidak menemui halangan apa-apa dengan perkuliahan. “Saya memang menyukai matematika…dibandingkan dengan yang lain seperti fisika, biologi dan kimia,” jelasnya sembari tertawa.

Andik juga aktif dalam berbagai organisasi kampus, seperti di Himatika, Kajian Jurusan Ibnu Muqlah, JMMI, dan BEM FMIPA. Posisinya selalu berkisar pada bagian humas maupun PSDM. Dari situlah ia bisa melihat banyak karakter mahasiswa ITS maupun mahasiswa di universitas lain.

Salah satu pengalamannya yang paling berkesan adalah ketika menjadi bagian dari Humas BEM FMIPA dan melakukan kunjungan ke Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2009. “Di sana, yang melakukan presentasi adalah mahasiswa angkatan 2008. Padahal dari ITS, yang melakukan presentasi adalah para Ketua Departemen (angkatan 2006),” ujar kelahiran 1985 ini dengan kagum.

Dari situlah, ia menemukan salah satu kelemahan mahasiswa ITS yang kurang berani, kurang pede berhadapan dengan institusi lainnya. “Padahal, dari segi pengetahuan, kita tidak beda jauh,” tegasnya.

Melalui logo  baru ini, lelaki yang juga hobi bermain game dan nge-blog ini seolah ingin memberi sebuah semangat baru pada mahasiswa ITS. Ia ingin almamaternya benar-benar menerapkan jargon Cerdas, Amanah dan Kreatif. “Kalau cerdas dan kreatif, kita mungkin sudah banyak yang menerapkan. Tetapi amanah, masih belum,” ia mencontohkan, “seperti masalah ketepatan waktu.”

Meskipun ia meyakini kemenangannya sebagai sebuah keberuntungan, namun Andik percaya bahwa hal semacam itu tidak pernah datang dengan begitu saja. “Keberuntungan itu harus dijemput,” ia berkata dengan yakin. “Kita tidak pernah tahu di mana saja keberuntungan itu berada, karena itu jangan pernah berhenti mencoba,” Andik memberi petuah. (lis/bah)

Berita Terkait