ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
01 Juli 2010, 14:07

Jurusan Teknik Informatika ITS Tiga Tahun Mengawal PSB Online Surabaya

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Hari-hari menjelang diselenggarakannya penerimaan siswa baru (PSB) di Surabaya, Ketua Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Yudhi Purwananto ekstrasibuk. Dia harus memastikan bahwa pendaftaran PSB SMP, SMA, dan SMK secara online itu tidak menimbulkan persoalan.

"Setiap hari saya harus mengontrol server. Saya harus memastikan bahwa semua server bekerja dengan optimal," ungkap Yudhi di kantornya Selasa lalu (29/6). Dalam bekerja, dia dibantu lima dosen serta sejumlah alumnus dan mahasiswa.

Dia menjelaskan, kesibukannya makin meningkat menjelang pengumuman final PSB setiap tahun. Dia harus rela bermalam di kampus. Tidur pun hanya beralas karpet beramai-ramai, bersama mahasiswa yang ikut membantu penanganan PSB online dan Ketua PSB Surabaya Ruddy Winarko. "Kalau menjelang pengumuman malah tidak pulang. Untungnya, anak-anak saya bisa memahami ini semua," ucap pria 39 tahun tersebut.

Yudhi menyatakan ikut membantu menangani PSB sejak tiga tahun lalu. Sebelumnya, yang membantu menyediakan layanan PSB online adalah para koleganya di kampus ITS tersebut.

Yudhi mengungkapkan, selama menangani PSB online, dirinya telah kenyang merasakan komplain bertubi-tubi dari masyarakat. Utamanya saat situs resmi PSB, www.psbsurabaya.com, sulit diakses para pendaftar. "Harus bersabar menahan komplain masyarakat," ucapnya.

Kritik paling gencar diterima saat PSB 2008. Waktu itu terjadi sedikit kekacauan dalam sistem penerimaan elektronik tersebut. Puluhan wali murid sampai nglurug kampus teknik informatika. Mereka memprotes sistem PSB online yang waktu itu ngadat dan kacau. "Mereka menyindir, sebenarnya ITS mampu atau tidak menangani PSB online," terang bapak dua anak itu.

Belajar dari pengalaman tersebut, Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya bersama ITS terus menggagas perbaikan. Pada penyelenggaraan PSB 2009, memang masih ada sedikit komplain dari publik, yakni saat pendaftaran PSB SMP/SMA rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI). "Saat terjadi gangguan, beritanya (di media, Red) gencar sekali," ujarnya. Namun, pelaksanaan PSB reguler sangat lancar. "Yang begini justru nggak ada beritanya sama sekali," ucapnya lantas tertawa.

Nah, imbuh Yudhi, pada 2010 ini, dispendik meminta perbaikan menyeluruh di sistem PSB itu. Ruddy meminta Surabaya bisa melaksanakan PSB dengan sistem online penuh. Dia menggagas konsepnya secara detail. Siswa yang mendaftar sekolah cukup mengaksesnya dari rumah dengan membuka internet. "Dispendik tak mau sistem pendaftaran masih memanfaatkan kertas," ujarnya.

Sistem PSB online penuh itu diklaim yang pertama di Indonesia. "Di Jakarta saja, siswa yang ikut PSB masih harus datang ke sekolah. Siswa mendaftar, lalu petugas mengunggah berkas ke sistem online. Sementara di Surabaya, semua proses bisa dilakukan siswa secara mandiri lewat online. Ini benar-benar baru," tambahnya.

Dia mengungkapkan, dalam membuat sistem PSB itu, hal yang terberat ialah merancang sistem pe-ranking-an/pemeringkatan. Setiap ada pendaftar baru memasukkan data, sistem pemeringkatan langsung bekerja otomatis. Mereka yang nilainya kurang langsung terdesak oleh siswa yang nilainya lebih bagus. Sementara dispendik menetapkan aturan main bahwa variabel untuk me-ranking siswa cukup banyak. Misalnya, apabila ada kesamaan nilai, dispendik menetapkan bobot nilai matematika ujian nasional atau mata pelajaran tertentu, dari subrayon mana siswa berasal, sampai waktu pendaftaran (siapa lebih dulu mendaftar). "Sistem itu harus menggabungkan berbagai algoritma untuk menyusunnya," tutur dia.

Eko Fajar Yanuarsa, alumnus jurusan teknik informatika yang juga terlibat dalam gawe besar tersebut, mengatakan, pihaknya harus selalu menjaga bekerjanya sistem PSB online itu. "Kebetulan saya bertugas di database, jadi harus menjaga setiap saat. Menjaga agar jangan sampai sistem ngadat," papar pemuda 23 tahun tersebut. (*/c9/nw)

Berita Terkait