ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
05 Juli 2010, 11:07

Hetric Lamp, Lampu Ajaib Ramah Lingkungan Karya Mahasiswa ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ruang berukuran 10 x 12 meter tersebut tampak penuh dengan berbagai barang. Mulai papan tripleks hingga kaca. Di sudut lain, para pekerja mengecat kerangka lampu dengan sangat hati-hati. Pada bagian lain, satu pekerja sibuk memotong kayu dengan berbagai bentuk untuk dijadikan kerangka Hetric Lamp.

Itulah suasana tempat pembuatan Herbal Elektric Lamp (Hetric Lamp) di kawasan Keputih, Sukolilo. "Kami sedang mendapat order lampu dari Jakarta,’ tutur Achmad Ferdiansyah, ketua tim Hetric Lamp.

Ada lima orang yang terlibat dalam pengerjaan Hetric Lamp. Mereka adalah gabungan mahasiswa dari Teknik Kimia dan Prodi Desain Produk ITS. Kelima mahasiswa tersebut adalah Achmad Ferdiansyah Pradana Putra, Jaka Abdillah, Agung Kurniawan, M. Ichwan Qodrian, dan Azmy Suhartono.

Ferdi bercerita, ide pembuatan Hetric Lamp berawal dari pameran siswa SMA dalam Recycle Competition yang diadakan Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (Himatekk) dua tahun lalu. "Saat itu mereka (siswa SMA, Red) menggunakan kulit jeruk dalam karyanya," ungkapnya.

Para siswa tadi memblendernya untuk mendapatkan minyak atsiri. Kemudian, ampasnya dijemur di bawah sinar matahari. Minyak astiri itu kemudian menjadi refill, dengan cara mencelupkan gabus ke dalam cairan tersebut.

Dari situlah Ferdi berpikir untuk memanfaatkan kulit jeruk tersebut. Dia lalu mengajak Jaka dan Agung, teman satu jurusan di Tenkik Kimia, untuk mengolah kulit jeruk sebagai obat antinyamuk yang bisa dipasang pada lampu.

"Saya mengajukan rencana ini ke PKMK (Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan)," ujarnya.

Akhirnya, program tersebut didanai Rp 20 juta. Dengan uang sebesar itu, tim Hetric Lamp menyiapkan produksi dan segala bentuk pemasaran. Tak lupa mereka menyewa sebuah garasi di Wisma Permai sebagai kantor pemasaran sementara. "Uang sebesar itu harus bisa dibuat dua ratus lampu," ungkap Ferdi.

Ferdi dan kawan-kawan kemudian melakukan penelitian dan mencari bentuk lampu yang sesuai. Proses pembuatan dan penelitian Hetric Lamp tersebut dilakukan tiga bulan, mulai Januari hingga Maret 2010.

Ferdi membuat kulit jeruk tadi dalam bentuk refill dan diberi nama Hetric Refill. "Jadi, orang yang membeli lampu ini secara langsung mendapat Hetric Refill," tuturnya. Refill tersebut dibuat dari kulit jeruk yang dikeringkan dan bunga kenanga, kemudian diolah agar aromanya semakin kuat. Agar berfungsi sebagai pengusir nyamuk, ditambahkan bunga kenanga. Setelah itu dimasukkan dalam sachet.

Dia menuturkan, ada beberapa nama aromaterapi dalam Hetric Lamp yang ditawarkan. "Namanya kami ambil dari nama semua anggota," tutur Ferdi. Dia mencontohkan Jack Combo mewakili Jaka, One Step untuk Ichwan, Azmira untuk Azmy, dan Syahcabana untuk Ferdiansyah. "Jack Combo itu aroma jasmine dengan sedikit aroma teh. Kalau kita pakai nama jasmine, orang tidak penasaran lagi," ujar Ferdi.

Setelah bahan pewangi dibuat dalam bentuk refill, Ferdy menggandeng Ichwan dan Azmy yang berasal dari Program Studi Desain Produk. Dua orang ini ditugasi menuangkan bentuk Hetric Lamp yang paling sesuai.

Sebelumnya Hetric Lamp pernah dibuat dengan bentuk segitiga hingga lonjong. "Dulu kami ingin bentuknya seperti lampu tidur pada umum­nya. Sama-sama 15 watt juga dengan bahan alu­minium," ungkapnya. Namun, setelah ditunjukkan kepada beberapa dosen dan teman-teman, ternyata bentuk tersebut tidak terlalu menarik.

Ketidakefektifan dan sisi estetis yang masih kurang itulah yang menjadi alasan kelima mahasiswa kreatif ini merancang bentuk kotak se­perti lampu model Jepang berbahan kayu dan kaca dengan dilengkapi wadah aromaterapi di bagian atasnya. Lampu tersebut memiliki tinggi 23 cm.

Dengan bentuk kotak, panas dari lampu akan lebih gampang mengumpul. Dari situ refill yang sudah berisi bahan jeruk dan bunga yang telah dikeringkan diletakkan di bagian atas lampu. Dari sini panas lampu akan menguapkan aroma.

Dia menuturkan, nama Hetric Lamp dipilih karena lampu tersebut menggunakan bahan alami. Bahan aromaterapi yang sekaligus berfungsi sebagai pengusir nyamuk itu berasal dari tumbuhan. "Produk ini memiliki ciri five in one," tuturnya. Kelima fungsi tersebut adalah penerang ruangan, pengharum, aromaterapi, pengusir nyamuk, dan elemen interior.

Dari keunggulan itulah tim Hetric lamp mengaku siap bersaing di pasaran. Tak heran, 200 Hetric Lamp yang diproduksi, sudah laku di pasaran dalam waktu tiga bulan. "Awalnya kami juga takut Hetric Lamp tidak laku di pasaran,’ tuturnya.

Karena itu, berbagai cara pemasaran dilakukan. Di samping memperkenalkan Hetric Lamp lewat website, tim ini memperkenalkan produk tersebut ke Dharma Wanita ITS dan ibu-ibu PKK. Di luar dugaan, lampu tersebut cukup diminati. "Bahkan, banyak dari mereka yang nyicil dalam pembayarannya," tuturnya.

Selain itu, tim Hetric telah memanfaatkan pameran untuk memperkenalkan produknya. Tim ini pernah beberapa kali mengikuti pameran di Surabaya dan Jakarta. Salah satunya pameran di Jakarta Convention Center. "Alhamdulillah kami lolos uji proposal yang diadakan Mien R. Uno Foundation, perusahaan ternama yang membina entrepreneur," ungkapnya.

Harga Hetric Lamp ini cukup terjangkau. Dengan merogoh uang Rp 189 ribu, pembeli akan mendapatkan Hetric Lamp dan satu kotak refill.

Ferdi mengungkapkan, produk ini dijual dengan empat warna yang cukup kasual, seperti pure black, red maroon, dark violet, dan red wood. Sementara itu, satu kotak refill seharga Rp 15 ribu berisi tujuh sachet. Satu sachet dapat bertahan dua malam.

Ke depan, tim tersebut berharap Hetric Lamp bisa menjadi salah satu suvenir khas ITS. Selain itu, dia berharap bisa lebih mengembangkan bentuk fisik produknya. Contohnya, bentuk yang bisa diletakkan di dinding. Kekuatan aromaterapi yang sebelumnya terbatas untuk ruang berukuran 3 x 4 juga akan dibenahi.

Tim Hetric juga akan membuat produk dengan bentuk lebih kecil. "Bentuk ini akan kami sasarkan kepada mahasiswa," tuturnya. (c2/nw)

UPIK NOVIYANTI

Berita Terkait