Penganugerahaan ini sebelumnya telah dinantikan pria kelahiran 1947 selama 45 tahun masa penantian.
Dalam orasinya setelah mendapat gelar tersebut, Hermawan Kertajaya, yang mengaku sebagai arek Suroboyo ini memaparkan evolusi konsep dan teori pemasaran. Baginya, ilmu marketing atau pemasaran ini telah berkembang pesat hingga menginjak model horisontal, menganggap klien setara dengan marketer.
"Meskipun kita berjualan istilahnya, tapi bukan cari duit aja, tapi juga bertanggung
jawab kepada alam, masyarakat dan lingkungan sekitar. Caranya adalah bagaimana kita
marketing yang baik dan benar, salah satunya dengan mensejajarkan klien atau customer dengan kita (marketer)," kata Hermawan Kertajaya, dalam konferensi pers di Graha ITS, Jalan Sukolilo, Surabaya, Rabu (15/12/2010).
Pria yang terdaftar sebagai mahasiswa ITS pada angkatan tahun 1965 ini pun memaparkan tentang pemasaran era New Wave hingga dua dekade ke depan. Dengan human spirit, ia optimis Indonesia mampu menjadi simbol bahwa dunia marketing bisa berjalan dengan baik dan benar. Fokusnya ada pada tiga titik nol, IT (Information Technology), IQ (Intelegency Quotient), dan SQ (Spiritual Quotient).
"Marketing juga harus didukung oleh IT. Dengan IT, marketing bisa menyentuh banyak
kalangan, misalnya saja kini saya memiliki akun twitter. Pasti tidak semua pesan bisa
saya jawab, tetapi saya berusaha menjawabnya," tutur pria yang mendirikan MarkPlus.Inc sejak tahun 1990 saat bercengkrama dengan para wartawan.
Selanjutnya, poin IQ dan SQ bisa ditunjang dengan sikap jujur, ikhlas dan rendah hati.
Sampai saat ini pun ia masih berupaya melihat maraketing hingga menukik pada hal-hal
yang mendasar sampai ke unsur agama. Sebagai kaum Tiong Hoa, ia termasuk sosok yang optimis.
Hermawan mengaku, sebagai Triple Minority, tidak seharusnya menghancurkan mimpi sendiri. Sebagai keturuna Tiong Hoa, non muslim dan tidak lulus (saat sekitar tahun
1970 ia keluar dari ITS) ia bahkan menemukan marketing sebagai sesuatu yang sangat
mengasyikkan.
"Dengan kejujuran, orang pasti diterima. Buktinya, sekarang saya mendapatkan apa yang saya nanti-nanti, gelar Doktor dari ITS," pungkas pria yang meraih gelar Sarjana di
Universitas Surabaya (UBAYA) angkatan 1980 saat mengakhiri obrolan.
(bdh/bdh)
Kampus ITS, ITS News — Hadir mengentaskan masalah tumpukan sampah organik, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS , ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melahirkan sederet inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kampus ITS, ITS News — Para peternak di Kabupaten Madiun mengalami kesulitan dalam mencari pakan ternak pada saat musim
Surabaya, ITS News — Departemen Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar International Seminar on Ocean and Coastal