ITS News

Senin, 02 September 2024
31 Januari 2011, 14:01

Selagi Ada Waktu, Kenapa Tidak

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Aku mau masuk jurusan ini dan di PTN ini karena prospek kerjanya bagus”, kata seorang siswa SMA ketika ditanya mengapa ingin memilih jurusan yang dipilihnya.

Ya, mencari prospek kerja yang bagus. Adakah yang salah? Tentunya kita tidak bisa langsung memvonis bahwa itu salah. Mencari prospek kerja yang bagus adalah wajar dan kalau ada yang bagus kenapa harus mencari yang tidak bagus? Jika kita tidak percaya bahwa kuliah merupakan salah satu cara untuk mencari prospek kerja yang bagus, coba saja kita datang ke depan gedung SAC ( Student Advisory Center) ITS, di sana akan kita jumpai tempelan kertas yang berisi pengumuman tentang lowongan kerja. Baik itu untuk perusahaan nasional, multinasional, dan internasional.

Alasan lainnnya untuk kuliah adalah mencari banyak kenalan. Betul sekali! Kita tidak bisa menertawakannya. Bukankah kita ini makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri? Jawaban ini cukup cerdas! Dengan kuiah dan berbagai kegiatan yang ada di kampus, kita bisa mendapatkan sekaligus mengakrabkan diri dengan orang-orang baru dan orang-orang ”penting”.

Ingin terlihat keren? Jenius! Tidak bisa dipungkiri memang, terkadang status mahasiswa memang terlihat sebagai sesuatu yang ”wah” bagi sebagian orang. Status mahasiswa dapat membuat orang lain lebih ”menghargai” dan mempertimbangkan keputusan yang akan dibuat (keputusan yang ada sangkut pautnya dengan mahasiswa). Dosen saya juga pernah bercerita, di daerah yang peradabannya bisa dibilang agak tertinggal dari peradaban kota, bahasa kasarnya ndeso, kalian akan menjumpai orang-orang yang masih sedikit atau belum pernah tersentuh oleh nikmatnya pendidikan. Di sana, mahasiswa akan dianggap sebagai manusia super yang serba bisa, walau tidak sampai selevel superman. Contohnya, seorang mahasiswa Jurusan Hukum diminta tolong oleh seorang warga untuk memperbaiki radio dan lemari es yang rusak. Warga tersebut tidak tahu kalau bidang keahlian mahasiswa tersebut bukanlah di bidang elektro, tapi dia menganggap mahasiswa itu bisa apa saja. Sehingga status mahasiswa baginya adalah begitu luar biasa hebatnya dan terlihat keren.

Ikut tren? Kuliah saat ini merupakan sesautu yang ”biasa”. Tidak seperti dulu. ”Sekarang jamannya udah berubah. Nggak kuliah itu ketinggalan jaman! Ketinggalan jaman itu nggak gaul!” ungkap seseorang dalam imajinasi saya.

Ok, lalu bagaimana pendapatmu kawan? Oiya, ada satu lagi yang menjadi sebab untuk kuliah, yakni belajar. Apa? Belajar? Yang benar saja! Barangkali ada pertanyaan tersebut yang terlintas di hati kita. Namun semoga tidak. Ya, ada yang menganggap kuliah itu untuk belajar. Benar sekali, kawan! Di kampus akan kita temukan segudang buku dan jurnal tentang pengetahuan, dosen-dosen handal, dan laboratorium-laboratorium yang canggih.

Lalu mana yang benar dan mana yang salah? Yang salah adalah kita kuliah hanya untuk mencari ijazah saja dan tidak memanfaatkan kesempatan yang tersedia hingga titik darah permulaan, artinya tidak ada perjuangan. Yang dipikir hanya ijazah saja, tapi tidak mau belajar. Kuliah itu belajar. Belajar ilmu pengetahuan, belajar memperbarui/memperbaiki diri, pola pikir, pola tindakan, pola bersikap, dan belajar untuk mendengarkan hati nurani. Selagi masih ada waktu untuk mendapat banyak hal dari kuliah, tidak ada salahnya untuk all out di sisa waktu yang tersedia.

Nanda I.R.
Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA ITS.

Berita Terkait