ITS News

Kamis, 14 November 2024
27 Maret 2011, 16:03

Kampanye Global Warming yang Mulai Dilupakan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Saat isu itu sedang booming-booming-nya, kita dihadapkan dengan kenyataan bahwa keadaan bumi semakin panas. Akibat dari panas yang terus meningkat itu akan berakibat mencairnya gunung es yang akan menenggelamkan seluruh daratan di dunia. Hal itu tentu saja berujung pada kepunahan makhluk hidup di muka bumi.

Ah, masa iya sih? wong selama ini kayaknya baik-baik saja lho.

Memang selama ini sepertinya baik-baik saja. Tetapi penelitian-penelitian mulai menunjukkan fakta-fakta mengejutkan yang tidak menyenangkan, mengutip judul film dokumenter peraih penghargaan Oscar pada tahun 2006, Inconvenient Truth.

Film tersebut menceritakan secara kompleks global warming dan dampaknya. Dimulai dari mencairnya gunung-gunung es di kutub utara. Hal ini menyebabkan kepunahan spesies binatang kutub seperti beruang kutub dan pinguin. Lalu diikuti kenaikan garis laut mengakibatkan pulau-pulau kecil dan sedang terendam. Suhu bumi bisa meningkat sangat drastis, kebakaran terjadi dimana-mana dan kekeringan merajalela. Saat itu lapisan ozon sudah terkikis dan menganga sedemikian lebarnya hingga tidak mampu mereduksi sinar UV dari matahari. Sinar ini dapat menyebabkan kanker dan kematian masal. Ngeri bukan?  

Tak ayal, mulai dari presiden hingga bocah SD pun mulai getol memperbincangkan hal ini. Sesuai namanya, dengan cepat global warming menjadi isu global yang hampir selalu nangkring di koran dan majalah. Tanpa dikomando forum-forum internasional pun mulai memasukkan topik global warming di agenda pertemuannya. Mereka secara serius mendalami penyebab, akibat, dan cara mengatasi global warming tersebut.

Untuk mengatasinya, atau setidaknya mengurangi dampak negatifnya sebenarnya gampang-gampang susah. Gampang, jika banyak masyarakat yang sadar dan mau beraksi. Susah, jika wacana tersebut tetaplah menjadi wacana, tanpa ada langkah kongkrit dari masyarakat. Namun pada kenyataannya sangat sulit diterapkan mengingat gaya hidup manusia jaman sekarang dan jaman dahulu sudah jauh berbeda. Masyarakat sekarang cenderung dimanjakan dengan teknologi canggih nan mewah yang tanpa disadari (atau pura-pura tidak sadar) memiliki efek samping gas-gas berbahaya seperti CO dan CO2.

Saya sendiri paham betul betapa terikatnya kita dengan barang-barang berteknologi yang sejatinya turut berperan besar dalam melubangi ozon kita tercinta dan memperparah efek dari pemanasan global. Tapi setidaknya setelah tahu bahayanya kita dapat menggunakan barang-barang seperti komputer, TV, AC, kendaraan bermotor dengan lebih bijak dan seefisien mungkin.

Berikut adalah beberapa tips sederhana yang dapat mengurangi dampak mengerikan dari global warming. Caranya sederhana, tapi jika dilakukan secara masal dan kontinyu dapat memberikan efek yang besar.

1. Batasi Penggunaan Kertas. Sebisa mungkin kurangi penggunaan kertas secara berlebihan, kalau bisa diprint bolak-balik biar tidak menghabiskan banyak kertas. Karena semakin banyak kertas yang anda cetak, semakin banyak pula pohon yang anda tebang.

2. Gunakan pupuk organik. Pupuk yang digunakan kebanyakan petani mengandung unsur nitrogen. Pupuk ini kemudian berubah menjadi N2O yang menimbulkan efek Gas Rumah Kaca 320 kali lebih besar dari pada CO2. Jika anda hobi berkebun gunakanlah pupuk organik. Disamping aman, murah pula.

3. Gunakan kendaraan umum. Saat ini transportasi menyumbang 14% dari jumlah CO2 di dunia. Maka dari itu alangkah baiknya jika kita menggunakan kendaraan umum yang mampu menampung belasan hingga puluhan orang daripada kendaraan pribadi dengan bahan bakar yang hampir sama, tetapi hanya mampu mengangkut 3-5 orang.

4. Hindari penggunaan kantong plastik. Kantong plastik yang terpendam di tanah tidak dapat terurai hingga ratusan tahun. Selain itu juga mencemari tanah itu sendiri, maka dari itu lebih baik menggunakan tas kain yang bisa digunakan berulang-ulang kali.

5. Gunakan alat elektronik secara efisien.Kebanyakan emisi atau gas buang tersebut berasal dari AC, kulkas, kompor gas atau refrigerator. Kita bisa meminimalisir CO2 yang dihasilkan dengan menggunakan peralatan tersebut seefisien mungkin. hal ini juga meringankan kita dalam membayar tagihan listrik bulanan juga.

Mungkin dulu beberapa diantara kita ada yang dengan semangat sudah menerapkan hal-hal tersebut. tapi seiring berjalannya waktu, semangat-semangat tersebut agaknya mengendor. Dengan mengangkat kembali wacana global warming ini semoga kita secara bersama-sama dapat melestarikan bumi dan lingkungan hidup kita ini menjadi lebih baik agar bisa ditinggali oleh anak cucu kita dengan nyaman nantinya.

Lutfi Hilman Prasetya
Mahasiswa Sistem informasi ITS.
“Hanya saat pohon terakhir ditebang, saat sungai terakhir tercemar, dan saat ikan terakhir mati. Barulah kamu sadar kalau uang tak bisa dimakan.”

 
 

 

Berita Terkait