ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
08 April 2011, 11:04

M-Tow, Cara Mahasiswa ITS Hemat Air Toilet

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tiga mahasiswa Teknik Kimia ITS, Arief Rahmatullah, Dyanroz Rizkiyanto, dan Hita Hamastuti memanfaatkan air buangan wastafel untuk digunakan sebagai pengganti air siraman toilet. "M-Tow adalah sistem saluran air dari wastafel untuk flushing toilet, lengkap dengan filternya," kata Arief seperti dikutip dari situs ITS, Kamis (7/4/2011).

Sistem ini menggabungkan saluran air wastafel dengan saluran air toilet. Arief mengklaim, sistem M-Tow mampu menghemat sekira 2,3 liter air sehari, atau 360 liter air bersih tiap bulannya. Mahasiswa angkatan 2009 ini menjelaskan, satu wastafel rata-rata membutuhkan 12 liter air bersih tiap hari, sedangkan sistem penyiraman toilet memerlukan sekira 36 liter air per hari.

Di Jepang, konsep ini sudah diterapkan untuk toilet duduk. Trio ini kemudian memodifikasinya untuk penggunaan kloset jongkok yang umumnya dipakai di Indonesia.

Satu set M-Tow terdiri dari sebuah katup, wastafel, pipa saluran ke kloset jongkok, dan bak penampung air. Wastafelnya menggunakan bahan fiberglass karena lebih kuat, tidak korosif, dan mudah dibentuk. Sementara, kloset jongkok dalam set M-Tow dirancang sesederhana mungkin dan tidak menggunakan alat tambahan, seperti sistem flush pada toilet duduk.

Arief memaparkan, harga M-Tow relatif lebih murah bila dibandingkan dengan toilet duduk, toilet jongkok, dan wastafel. Kloset duduk biasa dijual Rp550 ribu per unit, dan kloset jongkok sekira Rp55-150 ribu. Wastafel umumnya dibanderol Rp150-250 ribu. "Jika kedua jenis kloset tersebut dikombinasikan dengan wastafel, maka total harganya akan menjadi lebih mahal. Sementara M-Tow hanya memerlukan biaya Rp250 ribu dalam sekali pembuatannya," kata Arief.

Selain itu, Arief mengimbuhkan, M-Tow dilengkapi dengan sistem penyaringan pada bak penampung air. Sistem ini tidak ditemui pada mekanisme yang biasa dilakukan di Jepang, yakni langsung mengalirkan air wastafel ke toilet.

Mahasiswa asal Jember itu menuturkan, penyaringan air dilakukan dalam beberapa tahap sebelum air dari wastafel digunakan untuk menyiram toilet. Dengan begitu, kotoran-kotoran seperti sisa-sisa sabun pencuci muka atau tangan, maupun pasta gigi bisa tersaring, sehingga air akan lebih jernih. Arief menambahkan, karena hanya digunakan untuk keperluan menyiram toilet, sifat fisik air yang jernih tersebut dinilai sudah cukup memenuhi kelayakan.

Tidak hanya berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan, lewat perangkat kloset inovatif ini, Arief, Rizki, dan Hita meraih juara III sekaligus juara favorit pada Lomba Inovasi Teknologi Lingkungan (LITL). (rfa)(rhs)

Berita Terkait