Ide pelatihan tercetus saat kelompok yang tergabung dalam tim Meralodist ditanya dewan juri Pimnas mengenai keberlanjutan usaha aksesori. Mereka berharap bisa menularkan ilmu kepada anjal agar mereka bisa menghasilkan uang sendiri, Didasari hal tersebut, tim dari jurusan Desain Produk Industri ini membuat PKM bidang pengabdian masyarakat tersebut memeroleh dana Dikti. Pelatihan diselenggarakan tiga sampai empat kali. Saat ini, tim akan membuat aksesori kalung berbahan flanel, clay, kain perca, ranting pohon dan bahan ramah lingkungan lainnya.

Tak berhenti sampai di proses pembuatan, tim Handister juga memberi bimbingan bagaimana menjual produk secara langsung maupun online pada pertemuan selanjutnya. Kebetulan, tim diberi alokasi tempat di Taman Kota untuk menjual di sana, selain itu di Ruang Art juga tersedia akses internet gratis. Jadi tim manfaatkannya untuk mengajari bagaimana anjal menjual produk secara online.

Dr Dra Ismaini Zain MSi, dosen pembimbing tim Handister ini memberi pemahaman kepada peserta yang hadir mengenai bentuk pelatihan dan luaran dari program ini. Ssetelah membuat produk, anjal diharapkannya bisa menjualnya sendiri dan tentu saja akan mendapat pemasukan, harap dosen Statistika ini kepada tujuh anak jalanan yang hadir dalam launching proyek tersebut.

Rian, salah satu peserta mengaku senang bisa mendapat kesempatan untuk membuat aksesori sekaligus menjualnya. "Asyik, bisa membuat produk sendiri, menjual sendiri dan dapat uang, mentornya juga ramah-ramah," ujarnya. Rian dan rekannya berjanji mengikuti pelatihan ini hingga selesai. Tyas berharap, usai program pelatihan ini, semangat anak-anak tidak pudar, bahkan memiliki online store sendiri. Dari sekitar 30 anjal yang akan mengikuti, tim membagi dalam kelompok kecil dan setiap kelompok memiliki spesialisasi usaha sendiri, sehingga mereka dapat mengolah keuntungan menjadi modal kembali.