ITS News

Kamis, 14 November 2024
27 April 2011, 13:04

Kembalikan Hutanku!

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kita semua tahu bahwa vegetasi di pegunungan manfaatnya sangat besar dalam menjaga ekosistem. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang berinteraksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme dengan batuan energi matahari, sehingga kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali sehingga baik untuk habitat makhluk hidup. Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang.   

Vegetasi menjaga kesimbangan ekosistem melalui berbagai hal diantaranya kanopi dan sersahnya berfungsi sebagai menahan energi hujan, sehingga butiran hujan tidak langsung menerpa tanah sebab kalau menerjang langsung ke permukaan tanah maka tanah akan terberai dan akan tererosi. Sersah pohon bersama tubuh pohon dan akarnya akan menahan air dan meneruskan air hujan merembes ke dalam tanah untuk mengisi cadangan air tanah  dan mata air di wilayah tersebut. Disamping itu air yang tersimpan di bawah akar juga akan ditransfer ke serluruh tubuh pohon dan diuapkan lewat daun (evapotranspirasi) bersamaan dengan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi (glukosa) yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta energi cahaya matahari. Fotosintesis berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.

Akar pohon dalam upayanya mencari makanan mempunyai kemampuan untuk menerobos, memecahkan dan melapukkan batuan yang ada di dalam tanah sehingga unsur-unsur hara tanah yang ada dalam batuan bisa diserap oleh akar dan didistribusikan keseluruh badan pohon sampai ke daun-daun. Makin lapuk batuan makin banyak tersedia hara makanan yang dibutuhkan vegetasi sehingga karena perjalanan waktu maka tanah hasil pelapukan akan menebal.  Akar tunggang pohon berfungsi sebagai pancang (anker) yang memaku tanah pada batuan dasarnya, sedangkan akar serabutnya berfungsi mengikat butiran tanah agar tidak longsor.

Penebangan hutan yang dimulai tahun 1997 sampai sekarang menyebabkan tanah di lereng semakin lama semakin kritis atau tidak stabil, sehingga secara akumulatip terjadi berbagai macam proses ikutan (efek domino). Awalnya bisa dimulai dengan berkurangnya mata air dan terjadi peningkatan aliran air permukaan. Aliran permukaan akan mengerosi tanah dengan intensitas erosi 1000 kali lipat kalau gunung tidak mempunyai pelindung sama sekali (gundul)  yang kemudian akan terbawa air masuk ke badan sungai dan terjadi sedimentasi di dasar sungai atau akan pendangkalan sungai.  Pada tahun 2000 mulai terjadi longsor dan diikuti banjir bandang di beberapa tempat di Indonesia. Pada tahun 2002 terjadi hujan dengan intensitas sangat tinggi di Indonesia sehingga terjadi longsor dan banjir bandang dengan intensitas sangat besar di beberapa tempat di Indonesia.

Bersamaan itu pula terjadi banjir dimana-mana karena air sungai meluap dikarenakan pendangkalan sungai. Hilangnya hutan juga meningkatkan temperatur di kawasan pegunungan yang dulunya dingin sekarang menjadi panas. Keadaan ini akan meningkatkan penguapan yang akan diikuti angin puting beliung. Tahun-tahun berikutnya terjadi pengurangan jumlah sumber air dan peningkatan intensitas bencana erosi, longsor, banjir, banjir bandang dan angin puting beliung.

Last but not least,  penggundulan hutan juga mengakibatkan berkurangnya habitat bagi fauna-fauna yang dulunya tercukupi makanannya menjadi berkurang sehingga untuk kelangsungan hidup fauna-fauna tersebut ”mereka” bermigrasi mencari habitat baru yang saat ini sudah digunakan sebagai permukiman Ingat beberapa tahun lalu di Sumatra ada gajah, babi hutan masuk ke permukiman, ada pula monyet, kelelawar (kalong), burung-burung dan lain-lain. Saat ini habitat kupu-kupu mulai terganggu sehingga berpindah ke vegetasi di permukiman dengan jumlah yang lebih besar dari biasanya. Usulan membakar dan menyemprot dengan pestisida bukan merupakan usulan yang bijak mengingat perpindahan mereka dikarenakan di habitat alaminya nya sudah tidak tersedia makanan yang cukup untuk keberlangsungan hidup mereka. Usulan saya kembalikan hutanku, kembalikan hutanku dan kembalikan hutanku maka kita akan selamat.

Amien Widodo
Peneliti Bencana ITS Surabaya

Berita Terkait

ITS Media Center > Opini > Kembalikan Hutanku!