ITS News

Selasa, 03 September 2024
14 Juni 2011, 02:06

Ketika Raja Turun Tahta

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Saya tahu berita kekalahan PENS ITS pada kontes robotika di UGM justru dari televisi. Kalau dibilang kaget, ya pasti kaget. Siapa yang menyangka? Apalagi yang mengalahkan mereka, nama yang cukup asing di telinga. Tapi bagaimanapun, sportivitas mesti dijunjung tinggi. PENS harus merelakan mahkota yang sudah digenggamnya sejak awal berdirinya kontes robot ini pada pemenang sebenarnya.

Kalau dipikir-pikir, Tim Robot PENS ibarat Tyson. Mereka sama-sama punya daya tarik luar biasa. Saya teringat kebiasaan Tim Robot PENS yang selalu menutupi robotnya sebelum pertandingan. Mirip saat Tyson menunduk di balik jaket tinju kebesarannya, kemudian meliuk-liuk memperlihatkan gaya bertinjunya yang cekatan, sekaligus melancarkan provokasi pada musuh. Menurut saya, inilah lomba kemahasiswaan yang paling menegangkan. Gengsi kampus dipertaruhkan sepenuhnya.

Untuk tingkat regional, seakan-akan Tuhan sudah memberi satu tiket khusus buat PENS buat melaju ke nasional. Rekor pertandingannya selancar jalan tol. Tahun kemarin, PENS mencetak kemenangan fantastis nan telak ke setiap musuhnya, mirip Tyson. Bahkan ada celetuk,"Buat apa nonton pertandingan yang sudah pasti pemenanganya???". Digdaya benar mereka ini.

Untuk masalah "konon katanya", PENS ini memang jagonnya. Saya pernah ngobrol dengan Tim Robot PENS, bagaimana beratnya kaderisasi di tim ini. Mahasiswa yang terpilih adalah yang terbaik di bidangnya. Mereka punya tim berlapis dimana masing-masing tim kualitasnya tidak jauh berbeda. Katanya juga, mereka punya kompetisi internal yang tarafnya selevel KRI-KRCI atau bahkan Abu Robocon. Wallahualam.

Cerita satu lagi saya dapat dari Tim Robot lawan mereka. Si Lawan ini menuduh, Tim Robot PENS menerima pasokan onderdil-onderdil tercanggih dari Jepang. Walau tanpa bukti, kiranya cukup beralasan karena Tim Robot PENS seperti anak biologisnya Robot-Robot Jepang. Oh…mungkin itu pula yang menyebabkan mengapa tim ini selalu tutup mulut kalau ditanya soal "organ-organ vital" robot mereka. Kalau menurut saya wajar saja. Dalam balapan F1 ataupun Moto GP, setiap tim pun selalu merahasiakan dapur mereka.

Soal main di kandang, suporter "Bonek" PENS juga siap menggemakan seisi ruangan. Suasana ini tambah ajib karena kampus-kampus besar dan tua-tua yang katanya punya rangking bagus di tingkat Internasional, ternyata bungkam seribu bahasa. Justru, kebanyakan yang berbicara adalah kampus daerah atau bahkan kampus-kampus swasta. Jadilah momen ini ajang pembuktian PENS juga ITS. Tambah seru kalau si driver tampil atraktif dan lumayan provokatif saat di medan laga.

Seninnya berita itu masuk ke meja redaksi ITS Online. Tanggapan pun masuk bertubi-tubi. Mayoritasnya mengeluarkan kritikan tajam kepada Tim PENS sambil mempertanyakan kenapa bisa kalah. Sebagian komentar yang lain malah bersyukur dengan kekalahan PENS. Syukurin, katanya.      

Sepertinya, Raja sudah punya pesaing. Berkah atau musibah? Menurut saya ini barokah yang luar biasa. Kita memang menyaksikan betapa gesitnya robot-robot PENS di lapangan yang bervariasi tiap tahunnya. Bahkan di beberapa tahun terakhir, PENS ibarat satu langkah lebih maju. Namun, ketika saya melihat video saat bertanding di tingkat Asia Pasifik. Kegesitan yang amat menakjubkan di Indonesia, tiba-tiba berubah 180 derajat. Saya jadi seperti melihat siput bertanding melawan Cheetah, terutama saat pertandingan melawan China.

Tenang saja, kawan-kawan PENS. Ada yang pernah berkata,"Menjadi juara dua dalam kompetisi yang amat ketat jauh lebih baik ketimbang juara satu dari kompetisi miskin pesaing,". Mudah-mudahan ini bisa menjawab kegalauan para penggemar kompetisi robot seperti saya, yang walaupun tidak paham tentang robotika, tapi punya optimisme terhadap perkembangan robotika. Bukankah sudah sepuluh tahun supremasi tertinggi Abu Robocon tidak mampir ke PENS/ITS? Kapan nih nostalgia? Yah, walaupun katanya mau pisah ranjang, PENS dan ITS tetap wajib bergandengan tangan demi keharuman nama Almamater dan Bangsa.

Bahtiar Rifai Septiansyah
Salut atas Semua Perjuangan Teman-Teman PENS!

Berita Terkait

ITS Media Center > Opini > Ketika Raja Turun Tahta