ITS News

Kamis, 30 Januari 2025
23 November 2011, 15:11

Jadikan Urine Sebagai Sumber Energi Alternatif

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ketiga mahasiswa ITS ini adalah Fajar Mardhi Hutama, Angga Pradikta Cahyono Purba, Teguh Saputra, ketiganya merupakan angkatan 2010. Fajar mengaku, mereka termotivasi oleh senior-seniornya di Teknik Kimia yang banyak berprestasi di bidang karya tulis.

"Saat menjadi mahasiswa baru, kami sering melihat senior seringkali menang karya tulis, dan kami lihat banyak manfaatnya, oleh karena itu kami bertekad membuat karya tulis pula," ungkap Fajar.

Mahasiswa asal Probolinggo ini menuturkan, ide untuk mengelektrolisis amonia ini berasal dari seniornya yang membuat karya dengan konsep elektrolisis air. Setelah mencari literatur, mereka mendapati bahwa elektrolisis amonia mempunyai kelebihan daripada elektrolisis air sebagai sumber energi alternatif.

"Selain amonia tersedia melimpah di alam, keuntungan elektrolisis amonia lainnya yakni akan mengurangi pencemaran amonia di alam ini," ungkap Fajar. Urine pun dipilih karena kandungan amonia yang cukup besar.

AFC ini dapat menghasilkan energi listrik dengan bahan baku limbah amonia. "Cara kerjanya, limbah amonia  dielektrolisis  sehingga  menghasilkan hidrogen, kemudian dialirkan ke fuel cell untuk dapat menghasilkan energi listrik," terang Fajar.

Sejauh ini, karya tulis ini sebatas konsep, karena mereka terkendala waktu dan biaya. "Kami ingin, selain dipresentasikan saat kompetisi, juga dapat dipresentasikan dalam seminar-seminal ilmiah nasional dan internasional," ungkap Fajar.

Meski demikian, tim bimbingan Widiyastuti ST, dosen Teknik Kimia, Fajar bersama dua rekannya ini berhasil menyabet prestasi. Diantaranya juara 1 pada Festival Ilmiah Mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret (FILM UNS), juara 3 pada Lomba Inovasi Tingkat Sederhana Universitas Brawijaya (LITS UB), serta yang terbaru juara 2 Kompetisi Inovasi Agroteknologi Institut Pertanian Bogor (KIA IPB).

Menurut Fajar, kompetisi yang menurut mereka terberat adalah KIA IPB. Bukan karena regulasi lomba yang sulit, tapi dari tiga orang anggota tim ini, hanya Fajar yang hadir. "Bahkan, kita sempat berniat tidak datang, namun karena kita sudah diberi peluang, maka harus ada yang bisa memanfaatkan, hingga akhirnya kami juara 2,"kenang Fajar.

Selain mengikuti kompetisi karya tulis, Fajar juga ingin membangun usaha mandiri yang bergerak di bidang teknologi pengolahan air limbah. "AFC ini sangat potensial untuk dijadikan industri sendiri melihat peluang yang banyak," ungkap Fajar.

Fajar berharap, dengan teknologi yang mereka temukan ini dapat menjadi solusi dari masalah krisis energi. "Tidak hanya itu, teknologi ini juga dapat mengatasi masalah pencemaran lingkungan akibat limbah amonia," tutur Fajar. Limbah amonia yang melimpah di kota-kota besar bisa diolah menjadi energi dalam bentuk listrik yakni AFC ini. (ton/el)

Berita Terkait