Acara tahunan ini dihadiri oleh Dr Ir Bambang Sampurno MT (juri perlombaan Mawapres), Toni Utomo (juara slalom), serta salah anggota tim pemenang Chem-e-Car 2011. "Acara ini adalah wadah untuk mengorek segalanya tentang Mawapres," ungkap Chafid Prahadi, ketua acara.
Selama ini, paradigma Mawapres,yang berkembang adalah harus ber-IPK di atas 2,5. Namun, hal ini ditampik oleh Toni Utomo. Menurut mahasiswa Teknik Industri 2008 ini, ia sendiri adalah termasuk mahasiswa pemilik IPK rendah. Ia berpendapat bahwa menjadi prestatif tidak harus memiliki IPK cum laude. "Berprestasi dalam bidang kita saja," sarannya.
Toni melajutkan, bahwa salah satu motivasinya untuk adalah ketakutan akan ketidakmampuan di masa depan. "Pikirkanlah, bagaimana nanti, selalu buat planning untuk segala sesuatu," pungkasnya bersemangat.
Toni cukup memotivasi para peserta. Mereka sangat antusias bertanya terutama mengenai motivasi diri. Berbeda dengan Toni, Dr Ir Bambang Sampurno MT menyajikan materi tentang alur perlombaan Mawapres yang dimotori oleh DIKTI. Chafid berkata, bahwa masih banyak mahasiswa yang awam dengan informasi tersebut.
Ajang sharing tersebut cukup menginspirasi peserta. " Acaranya seru, bisa memotivasi diri untuk berprestasi," tutur Septy Dewi Kurniawati, peserta dari Teknik Elektro angkatan 2011 ini. (m11/lis)
Kampus ITS, Opini — Peristiwa Isra Mikraj yang dialami oleh Rasulullah SAW mengandung pelajaran mendalam bagi umat manusia. Bagi
Kampus ITS, ITS News — Salah satu misi Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 yakni pendidikan berkualitas terus diselenggarakan
Kampus ITS, ITS News — Tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Dorong pertumbuhan ekonomi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) perempuan di Indonesia, Institut Teknologi