ITS News

Kamis, 14 November 2024
27 November 2011, 15:11

Indahnya Perbedaan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Perbedaan. Kata yang sangat lazim kita temukan di manapun kita berada. Sekarang saja, mungkin perbedaan sudah terlihat. Antara saya dan anda, antara anda dan teman di sebelah anda, kita semua tak ada yang sama. Lantas, apakah perbedaan ini pantas menjadi alasan bagi kita untuk tidak bersatu? Bukankah pada hakikatnya, perbedaan ada untuk menciptakan rasa saling menghargai dan menghormati?

Jauh sebelum saya sendiri memahami apa arti sebuah perbedaan, kata itu sudah ada di tengah-tengah kita. Mungkin Tuhan sengaja menciptakannya  agar kita tahu apa arti saling menghargai. Agar kita dapat saling menghormati antara kaya dan miskin, tua dan muda, laki-laki dan perempuan. Sayangnya, tidak semua manusia sadar akan hal itu.

Lihat saja berita-berita di televisi. Satu per satu rumah peribadatan hancur lebur, rata oleh tanah. Konflik antar  agama menjadi dasar dari setiap tindakan pengeboman. Kenapa? Bukankah seharusnya kita saling menghargai antar agama? Bukankah semua agama mengajarkan hal itu? Lalu orang-orang kulit putih yang mengintimidasi mereka yang berkulit gelap. Untuk apa? Apakah baik-buruknya manusia dapat dinilai hanya dari warna kulitnya?

Sudah banyak kasus pertikaian di Indonesia bahkan di dunia mengatasnamakan perbedaan. Ratusan, mungkin ribuan, bahkan mungkin lebih. Apakah semua orang di dunia ini belum cukup dewasa untuk bisa saling menghargai? Rasa empati dan tenggang rasa sepertinya hanya dijadikan pelengkap pendidikan Kewarganegaraan di buku-buku sekolah dasar (SD). Kita semua mempelajarinya saat SD. Namun, beranjak dewasa, buku-buku itupun terlupakan. Begitu pula isinya. Terpojok di dalam gudang, sebagian mungkin sudah di pasar loak.

Sebagai manusia, penting bagi kita untuk saling menghormati antar makhluk ciptaan-Nya. Untuk itulah Tuhan menciptakan makhluk-Nya dengan banyak sekali perbedaan. Bayangkan jika kita semua diciptakan dengan wajah yang sama, warna kulit yang sama, watak yang sama, dan suara yang sama pula. Pasti akan susah mengenali satu sama lain.

Saya sendiri jelas bukan manusia yang selalu benar. Namun, saya selalu menanamkan pada benak saya pentingnya menghormati satu sama lain. Saya pun berusaha belajar untuk tidak terlalu mempermasalahkan perbedaan. Apalagi teman-teman saya sekarang tidak cuma berasal dari Jawa. Banyak dari mereka yang berasal dari luar pulau Jawa. Budaya dan bahasa daerah yang sedikit berbeda nyatanya tidak membuat saya harus memusuhi mereka. Justru saya dapat belajar dari budaya mereka.

Menurut saya, menghargai antar sesama ciptaan Tuhan sama sekali tidak merugikan. Justru dengan saling menghargai, kita dapat lebih merasa tentram dan damai. Justru dengan menghormati perbedaan kita dapat menambah pengetahuan. Tidak ada yang perlu dicemaskan dengan saling menghargai dan menghormati. Kita tidak akan rugi sepeser pun.

Lagipula, hidup adalah saat di mana kita berkesempatan memperbanyak pertemanan dan silaturahmi. Tidak peduli kaya atau miskin, cantik atau jelek, hitam atau putih. Bagi saya, tidak hanya perbedaan suku dan budaya, perbedaan-perbedaan kecilpun tidak seharusnya dijadikan alasan bagi kita untuk saling bermusuhan.

Sesungguhnya perbedaan itu indah bila dimaknai dengan bijak. Lihat saja pelangi, cahaya beraneka warna yang dilukis Tuhan dilangit-Nya ketika hujan di pagi hari mulai reda. Semburat warnanya sangat memikat walaupun tak ada satupun warna yang sama. Semua warnanya berbeda, namun justru perbedaan itulah yang membuatnya indah.

Untuk rakyat Indonesia, mari kita bergandeng tangan mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda namun tetap satu!

Feny Puspa Sari
Mahasiswa Desain Produk Industri angkatan 2010
Menginginkan perbedaan yang seindah pelangi.

Berita Terkait

ITS Media Center > Opini > Indahnya Perbedaan