Sekolah Mentor (Sekmen) merupakan pengembangan dari Daurah Mentor yang diadakan pada kepengurusan sebelumnya. Selain Grand Launching Mentor, Sekmen termasuk salah satu cara BPM untuk membina para mentor.
Nur Ihsan Rubiyanto, Direktur BPM, mengatakan bahwa tidak sedikit mentor yang absen ketika acara-acara pembinaan mentor. Karena mereka mendapatkan materi yang sama dengan pembinaan sebelumnya. ”Hal yang sama diulangi. Itu bisa membuat mereka jenuh,” tutur mahasiswa berkacamata ini.
Imam Fauzi, ketua panitia, mengatakan, salah satu tujuan Sekmen ini adalah untuk mengembangkan karakter para mentor. Karakter yang dimaksud adalah membimbing dengan cara islami, namun tidak membuat bosan adik binaan (mente, red.). ”Karena banyak mente yang lebih mengejar kompetensi daripada karakter. Perlu diimbangi,” tutur Imam.
Ihsan menjelaskan, beberapa hal yang merupakan pengembangan pada Sekmen adalah masalah follow up. BPM berencana akan membagi mentor-mentor ke kelas-kelas yang disesuaikan dengan ilmu, pengetahuan, dan kemampuan. Benar-benar seperti sekolah. Hal ini terlihat dengan adanya pre-test sebelum acara Sekmen dimulai.
‘‘Nantinya,’‘ ungkap mahasiswa Jurusan teknik Lingkungan tersebut, ”semua mentor, baik semester gasal maupun genap ada yang masuk kelas 1, 2, 3, dan selanjutnya. Jadi materi yang mereka dapatkan sesuai dengan kualitas mereka.” Ia berharap, pembagian kelas dan pelaksanaan sekolah tadi bisa dimulai secara rutin setiap bulan sejak Bulan Desember 2011 nanti.
”Saya terinspirasi dari LKMM (Latihan Kemampuan Managerial Mahasiswa). Di sana selalu banyak peminat dan tidak sedikit yang berebut jatah,” jelasnya. Dia menyadari, sebagai langkah awal, kesempurnaan hasil masih sangat jauh. Tapi setidaknya, BPM sudah memulai dulu.
Belajar yang Paling Efektif adalah Mengajar
Salah satu materi dalam acara kemarin adalah tentang kemestian mentor. Materi ini disampaikan oleh Dr. Setyo Hadi Widodo. Dia menjelaskan bahwa rata-rata orang akan mengingat dan termotivasi dari apa yang dibacanya, maksimal 10%. Sedangkan yang dilihat dan didengar sebanyak 30%, dan yang dipraktekkan dengan melakukan sesuatu yang nyata sebesar 90%. ”Belajar yang paling efektif adalah mengajar,” pria yang kerap disapa Yoyok tersebut memberi kesimpulan.
Dosen Teknik Kelautan ini mengatakan sering kali mentor merasa minder saat atau sebelum membimbing para mente. Dia menceritakan bahwa Nabi Musa as saja juga pernah merasa minder dalam berdakwah. Yang paling penting melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. ”Yang mempengaruhi perubahan adalah semangat dan keikhlasan. Jika kita sudah berkualitas bagus, mente kita mengikuti yang kita katakan. Bukan karena kelihaian kita dalam menyampaikan, tapi karena keihlasan kita,” pungkas pria yang juga menjadi mentor tersebut. (nir/bah)
Kampus ITS, ITS News — Minimnya inovasi guna mendukung implementasi industri berkelanjutan di Indonesia menjadi persoalan tersendiri di era pesatnya perkembangan
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memperluas jejaring internasional dengan menerima kunjungan delegasi Konsulat
Kampus ITS, ITS News — Peningkatan jumlah kecelakaan kerja menjadi momok tersendiri bagi industri di tanah air dalam beberapa tahun terakhir.
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya dalam meningkatkan integrasi keilmuan pada berbagai bidang.