ITS News

Rabu, 13 November 2024
09 Desember 2011, 17:12

Statuta Baru, Logo dan Lambang ITS Beda

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Hampir dua dekade sudah, ITS berpijak dalam hal yang sama. Berbagai dinamika mulai dari pembentukan jurusan baru, pembentukan lembaga baru, pengangkatan kepala unit hingga penghilangan beberapa lembaga, telah banyak terjadi dalam kurun waktu yang tidak sebentar itu. Sehingga, tidak heran jika statuta yang selama ini digunakan menjadi tidak relevan lagi untuk diaplikasikan.

Sebenarnya, ITS sendiri telah sejak lama menyadari hal tersebut. Perancangan statuta baru pun telah lama dilakukan oleh tim ITS. Hanya saja, proses pengajuan ke Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) baru mulai dilaksanakan Juli lalu. "Prosesnya panjang dan sangat ribet," terang Prof Drs Nur Iriawan M Ikom PhD, Pembantu Rektor III ITS.

Lebih lanjut, ia menceritakan bahwa setiap ayat yang diusulkan tak luput dalam bahasan. Tak heran jika memakan cukup banyak waktu. Komunikasi yang dilakukan tak dapat hanya dilakukan melalui telepon. "Tidak hanya dari segi waktu, biaya yang dibutuhkan juga tinggi," lanjut Guru Besar (Gubes) Jurusan Statistika ini.

Akhirnya, penantian panjang tersebut membuahkan hasil jua. Sejak Senin (21/11), Permendiknas Nomor 43 Tahun 1992 yang menjadi dasar berkembangnya ITS telah digantikan dengan Permendiknas Nomor 49 Tahun 2011. Dari segi isi, statuta baru ini dirasa lebih kompleks dan lebih mencerminkan kondisi ITS saat ini.

Logo dan Lambang ITS

Salah satunya yang mendasar adalah lambang dan logo ITS. Selama ini, sivitas akademika ITS belum dapat membedakan mana logo dan mana lambang ITS. Hal ini dibuktikan dengan penyamarataan penggunaan kedua hal tersebut. "Logo kotak itu (logo dengan tulisan Institut Sepuluh Nopember, red) sangat sering digunakan," lanjut Nur.

Sekilas, Nur menjelaskan bahwa logo tersebut pertama kali digagas ketika ITS masih dibawah pimpinan Prof Dr Ir Muhammad Nuh DEA. Hal ini lantaran pada lambang ITS tidak terdapat nama perguruan tinggi, seperti pada kebanyakan lambang universitas lain. Akibatnya, tidak banyak yang mengenal lambang tersebut adalah milik ITS.

Permasalahannya, logo ITS tersebut belum tercantum dalam statuta lama ITS. Artinya, lambang tersebut belum menjadi milik resmi ITS. "Kalau ada yang mengklaim, ITS tidak mempunyai dasar yang kuat untuk menggugat," terang dosen kelahiran Blitar itu. Setidaknya dengan statuta baru ini, ITS telah mempunyai dasar kepemilikan tersebut.

Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa penggunaan lambang dan logo ITS berbeda. Lambang digunakan untuk keperluan di dalam kampus. Seperti penggunaan dalam spanduk dan makalah. Sedangkan, logo lebih banyak digunakan untuk keperluan ke luar ITS, utamanya dengan stakeholder. Misalnya saja, urusan dengan perusahaan mitra dan alumni.

Meskipun bukan hal yang baru, ternyata sebagian besar sivitas akademika ITS tidak banyak yang mengetahui lambang ITS yang benar. Selama ini, lambang ITS yang dikenaladalah lambang dengan latar belakang tugu berwarna biru tua dan biru muda. Padahal berdasarkan statuta, latar belakang tugu adalah putih.

Tak hanya itu, dalam statuta terbaru juga disebutkan bendera ITS dan pataka ITS. Selama ini tak banyak yang mengenal bagaimana bentuk, warna bendera dan pataka ITS. Bendera ITS adalah bendera kebanggaan yang seharusnya ada dalam setiap kegiatan besar ITS.

Sementara, Pataka adalah sebuah ‘pustaka’ berharga yang dimiliki oleh sebuah organisasi atau lembaga. Bentuknya seperti perisai dengan rumbai-rumbai di pinggirnya. Menurut Nur, ITS hanya memiliki satu buah pataka saja yang hanya dikeluarkan pada acara khusus. "Memang  tidak boleh diperbanyak," terang pria kelahiran 1962 ini.

OTK Masih Menunggu

Sukses memperbarui statuta, bukan berarti purna sudah tugas Nur dalam menangani kebutuhan ITS. Pasalnya, masih ada satu tugas yang menunggu untuk segera diselesaikan yaitu Organisasi dan Tata Kerja (OTK). Jika statuta adalah AD, OTK adalah Anggaran Rumah Tangga (ART).

Saat ini, ITS berkembang berdasarkan OTK tahun 1995 dan 2001. OTK inilah yang mengatur segala kelengkapan teknis yang dibutuhkan ITS. Termasuk isu mengenai pergantian nama Pembantu Rektor (PR) menjadi Wakil Rektor (Warek).

Mengurus OTK juga tidak kalah rumitnya. Pasalnya, ITS harus bersaing dengan 22 Perguruan Tinggi (PT) lain. "Sekarang sedang berjalan," lanjut alumni Jurusan Statistika ITS ini. Nur berharap segala urusan tentang kelengkapan ITS segera berakhir. "Dengan begitu, ITS lebih cepat tertata dan dapat berjalan lebih efisien," tandas Nur di akhir wawancara.(ran/esy)

Berita Terkait