Definisi Eco Campus adalah kampus yang telah peduli dan berbudaya lingkungan dan telah melakukan pengelolaan lingkungan secara sistematis dan berkesinambungan. Salah satu aspek yang masuk dalam pengelolaan lingkungan adalah masalah sampah. Jika kita menengok permasalahan sampah di ITS, banyak tempat di mana sampah menjadi masalah besar.
Tempat santai seperti depan perpustakaan, taman baca BAAK dan jalur ‘U’ penghubung jalan antara perpustakaan dan BAAK merupakan tempat-tempat favorit mahasiswa berkumpul. Baik untuk sekadar ngobrol dengan teman, maupun mengerjakan tugas kelompok. Sambil berkumpul, tak jarang para mahasiswa tersebut membawa camilan, snack dan minuman botol.
Nah, kebanyakan dari mereka, setelah menyelesaikan aktivitasnya di tempat-tempat itu, lupa tentang kewajiban untuk membuang bungkus makanan dan botol minuman ke tempat sampah. Mereka meninggalkan begitu saja sampah-sampah itu, dan berfikir agar petugas kebersihan saja yang membuangnya.
Kejadian hampir sama terjadi di aula Asrama Mahasiswa ITS hingga membuat petugas kebersihan jengkel. Setiap malam, aula tersebut menjadi base camp tempat belajar bagi mahasiswa yang tinggal di asrama, kadang-kadang beberapa mahasiswa dari luar asrama pun juga belajar di itu.
Tidak ada masalah dengan pemanfaatan aula sebagai tempat belajar, tetapi makanan yang mereka bawa adalah masalahnya. Di dalam aula asrama, tertulis dengan jelas bahwa dilarang membawa makanan, tetapi tulisan tersebut tidak membuat para mahasiswa takut membawa makanan ke dalam aula.
Mereka menganggap selama tidak ada petugas aturan tersebut tidak berlaku. Akibatnya, setiap pagi petugas kebersihan asrama selalu membersihkan sampah sisa makanan yang tertinggal di aula. Hal tersebut membuat petugas kebersihan jengkel dan geram.
Dari kedua fakta diatas, terlihat bahwa sebagian dari mahasiswa ITS masih belum sepenuhnya melaksanakan Eco Campus yang telah menjadi program ITS . Mereka masih belum menyadari bahwa suksesnya program ini memerlukan kontribusi seluruh warga ITS, bukan hanya petugas kebersihan saja. Bagi mereka, Eco Campus hanya dipandang sebagai wacana saja, yang cukup dipublikasikan kepada seluruh sivitas kampus tanpa adanya aplikasi yang nyata.
Jika hal ini dibiarkan, program Eco Campus benar-benar hanya akan menjadi wacana saja. Untuk itu diperlukan kesadaran dari mahasiswa ITS untuk mengaplikasikan program ini dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk hal yang perlu ditambahkan dari pihak ITS, minimnya jumlah tempat sampah yang ada di kampus juga menjadi faktor perilaku pembuangan sampah di sembarang tempat. Mungkin saja, terjadinya dua peristiwa di atas juga karena posisi tempat sampah di lokasi tersebut jauh atau mungkin tidak ada. Oleh karena itu penambahan jumlah tempat sampah di ITS sangat diperlukan khususnya di tempat-tempat yang sering digunakan oleh mahasiswa untuk berkumpul.
Ali Mustofa
Mahasiswa jurusan Teknik Perkapalan angkatan 2011
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)