Faktanya, karyawan yang sehat dan kuat selalu menjadi dambaan para pimpinan di dunia kerja. Seorang pemimpin pun dituntut untuk berfisik kuat agar mampu menjalankan amanahnya dengan baik. Dan salah satu cikal bakal penerus estafet kepemimpinan adalah para mahasiswa.
Identitas itulah yang menjadikan mahasiswa bisa dikatakan harus berpikir kritis dan berpola hidup mandiri. Harus mampu bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. Dengan kata lain, kita memiliki tanggung jawab terhadap diri kita sendiri.
Hakikatnya, kemandirian seorang mahasiswa yang dibutuhkan itu terlihat dari seberapa pintar kita dalam mengatur skala prioritas kesibukannya di dunia kampus.
Dunia kampus sangat identik dengan rutinitas dengan tumpukan tugas setiap harinya. Tekanan demi tekanan diterima oleh pikiran kita. Semakin berat dan rasanya ingin dimuntahkan semua yang ada di kepala. Mungkin pengadaptasian terhadap hal itu tidak seperti kita memakai cabai, langsung pedas saat di makan.
Saya tercengang ketika mendengar pernyataan dari pemateri yang mengisi di kegiatan PKTI (Pelatihan Karya Tulis Ilmiah) yang waktu itu saya menjadi pesertanya. Dia mengatakan bahwa di Universitas yang ternama di Indonesia seperti UGM, sudah menggalakan olahraga bersama pada akhir pekan. Dimana tempat-tempat olahraga dipenuhi oleh mahasiswa yang berolahraga.
Tidak sedikit orang yang sudah melakukannya, tetapi tidak banyak juga yang masih belum sadar akan pentingnya hal tersebut. Memang olahraga itu bisa dilakukan kapan pun, akan tetapi ada beberapa orang yang tidak mau berolahraga apabila ia melakukannya seorang diri. ”Saya sih ingin olahraga untuk kesehatan saya, tetapi malas kalau sendiri itu,” Ungkap Toto Iswanto, mahasiswa Teknik Kimia 2011 saat ditemui di tempat jogging.
Semua itu akan menjadi mudah apabila kita mau membiasakannya. Betapa tak terbayangkannya jika semua mahasiswa ITS bisa cerdas, amanah dan kreatif. Semua itu bisa terwujud jikalau kesehatan kita mendukung. Mungkin bisa kita estimasikan biaya yang dikeluarkan untuk kita berolahraga dengan ketika kita dirawat di rumah sakit. Pasti itu semua tidak sebanding hasilnya. Kita lebih memilih untuk tetap sehat ketimbang harus pergi ke rumah sakit.
”Kesehatan adalah kekayaan sejati. Bukan emas atau perak.” (Mahatma Gandhi)
Banyak hal yang dirasakan berbeda ketika saya masuk ke dunia kampus, menjadi mahasiswa khususnya. Untuk mendapatkan IP bagus dan sebagainya kita harus mengorbankan waktu tidur kita. Akan tetapi, terkadang kita lupa terhadap sesuatu yang dapat menyeimbangkan itu semua. Olahragalah yang dapat menyeimbangkannya, tubuh secara tidak langsung dirangsang untuk tetap sehat walaupun pikiran lelah terhadap segala aktifitasnya.
Apa salahnya jika kita meluangkan waktu 2 sampai 3 jam hanya untuk lari-lari pagi atau olahraga apapun itu di akhir pekan kita. Saya rasa, jika kita bisa keluar dari rutinitas yang kurang baik itu dan sejenak menenangkan tubuh kita dengan berolahraga, mahasiswa ITS bisa menjadi mahasiswa aktif, prestatif, dan eco campus ITS pun bisa terlaksana karena semua perangkatnya sudah mengaplikasikan pola hidup sehat minimal terbiasa untuk melakukan olahraga.
”Ia yang mempunyai kesehatan, mempunyai harapan dan ia yang mempunyai harapan, mempunyai segalanya.” (Pepatah Cina)
Fiqly Firnandi Ramadhan
Mahasiswa Teknik Material dan Metalurgi angkatan 2011
Health is everything
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)