PEC (Physics English Club) adalah nama komunitas ini. PEC merupakan sebuah kegiatan yang mewadahi mahasiswa Fisika untuk meningkatkan kemampuan dalam berbahasa Inggris. Klub yang menaungi lebih dari 30 anggota ini sebenarnya sudah dirintis sejak semester genap tahun 2011 lalu. Namun, klub ini baru resmi diluncurkan awal Desember 2011.
”Diharapkan PEC mampu membantu mahasiswa dalam meraih nilai TOEFL standard,” tutur Fandi Angga Prasetya, Kabiro Penelitian Departemen Ristek Himasika. Selain itu, banyaknya beasiswa luar negeri seperti Fast Track, seminar dan workshop internasional, serta pertukaran pelajar ke luar negeri, menjadi inspirasi lahirnya PEC.
Kegiatan yang dijalani klub ini terbagi menjadi dua bagian. Yakni Conversation dan TOEFL Preparation. Seperti kelas conversation pada umumnya, sesi ini lebih banyak diisi dengan diskusi antar anggotanya sendiri. Diskusi dipancing dengan adanya seorang presentator yang ditunjuk secara bergiliran. Kemudian anggota lain diminta untuk menanggapi apa yang telah dipresentasikan oleh rekannya.
Sementara untuk TOEFL Preparation, sesi ini lebih diminati oleh anggota. Terbukti, saat sesi ini peserta yang hadir jauh lebih banyak dibanding saat conversation. Hal ini lebih disebabkan TOEFL Preparation ini tidak belajar tanpa arah.
Mereka dibimbing oleh Frida Ulfah Ermawati MSc, dosen Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya (Unesa), yang juga mahasiswa S3 Fisika ITS. ”Alhamdulillah, beliau orangnya bersemangat dalam mengajar dan berjanji untuk meningkatkan nilai TOEFL kami,” aku mahasiswa asal Sidoarjo ini.
Sementara itu, Frischa Marceliana Wachid, salah seorang anggota aktif PEC, mengaku senang dengan sistem pembelajaran di komunitas tersebut. Baginya, belajar di klub ini layaknya bermain. ”Kembangkan kemampuan bahasa Inggrismu, maka kamu akan menggenggam dunia,” pesannya.
Serius dan Ingin Cepat Bubar
Meskipun baru melakukan tiga kali pertemuan, PEC tidak ingin main-main dalam belajar. Mereka membuat aturan, siapapun yang tidak mampu menjawab pertanyaan saat TOEFL Preparation sebanyak tiga kali, harus membaca puisi atau menyanyi di depan kelas dengan menggunakan bahasa Inggris.
Jika terlambat masuk, anggota tersebut akan diuji pertanyaan oleh Frida. Kalau sampai tidak bisa menjawab, maka tidak segan-segan dipersilakan untuk keluar ruangan saat itu juga. ”Konsekuensinya tetap menunjang kompetensi, agar semangat belajar tinggi,” jelas Fandi.
Fandi mengakui, menyinkronkan waktu antara anggota dan pengajar menjadi kendala utama dalam pelaksanaan PEC ini. Kesibukan masing-masing pihak yang jadwalnya berbeda, membuat tidak semua anggota bisa rutin mengikuti di setiap pertemuan PEC.
”Saya berharap PEC ini segera bubar!” tandas Fandi dengan kalimat yang agak kontroversi. Namun dengan cepat ia menjelaskan maksudnya. Ia berharap dengan bubarnya PEC, dapat diartikan bahwa semua mahasiswa Fisika sudah mahir dalam berbahasa Inggris, sehingga tidak perlu lagi ada PEC. Yang diperlukan adalah Physics Club bahasa asing yang lain, seperti bahasa Jerman, Prancis, Jepang, dan sebagainya. (nir/fz)
Kampus ITS, ITS News — Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan pengalaman
Kampus ITS, ITS News — Kejahatan siber marak terjadi seiring dengan perkembangan teknologi digital. Kejahatan tersebut dilakukan melalui berbagai
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat komitmennya dalam hilirisasi riset dengan menjalin kerja
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka mendukung proses adaptasi mahasiswa baru terhadap kehidupan akademik, Institut Teknologi Sepuluh Nopember