Contoh fenomena ini terjadi pada tahun 1432 H silam. Perbedaan yang terlihat adalah dua pendapat yang menjatuhkan pilihan Hari Raya Idul Fitri. Ada yang tanggal 30 Agustus 2011, ada pula yang tanggal 31. Hal ini disebabkan oleh dua metode berbeda yang digunakan untuk menetukan awal Bulan Ramadhan dan Syawal, yakni rukyat dan hisab.
Meski tidak sampai menimbulkan bentrok antar dua kalangan, perbedaan tersebut perlu dikaji secara seksama. Agus Purwanto DSc, ahli falak, mengatakan bahwa memang seharusnya umat Islam memiliki kalender Islam yang universal. Apalagi teknologi telah berkembang sedemikian pesatnya. Kalender Islam saat ini diakui masih belum menyeluruh. ”Kita perlu itu, karena kita juga ada puasa sunnah tiap tengah bulan Qomariyah,” ujar penulis Buku Ayat-Ayat Semesta tersebut.
Agus menekankan, pergantian hari dalam kalender Hijriah ditentukan sejak waktu magrib. Ini berbeda dengan kalender masehi yang dimulai dari pukul 24.00. Misalnya, 29 Agustus 2011 bertepatan dengan siang hari tanggal 29 Ramadhan 1432 H. Pada pukul 18.30 hari tersebut, menurut perhitungan Masehi hari dan tanggal tetap, tetapi menurut kalender Hijriah sudah bertambah sehari.
Terkait perbedaan hari raya, Agus mengajak peserta untuk melakukan perhitungan yang panjang secara cermat. Ia menampilkan data-data pokok astronomi yang telah menjadi standar internasional, menunjukkan bahwa ilmu falak tidak terlepas dari ilmu yang mendunia tersebut. ”Data-data pokok ini sudah terbukti dalam memperkirakan banyak kasus, seperti gerhana,” imbuhnya.
Alhasil, setelah melewati proses panjang, peserta mampu memperkirakan waktu shalat untuk masa depan, awal dan akhir bulan, dan lama hilal (sabit penanda bulan baru, Red). ”Hilal yang kita lihat itu ada rentang waktunya. Kalau ada orang yang mengaku melihatanya saat rentang waktu sudah lewat, dia berbohong,” tambahnya.
Ditemui secara terpisah, pria yang juga menjadi Kepala Laftifa ini mengatakan pelatihan ini bertujuan agar semakin banyak orang yang memahami masalah-masalah di atas. Terutama dalam memaknai perbedaan hari raya. ”’Kalau dijelaskan oleh orang yang awam, bisa semakin memperkeruh keadaan,” tuturnya mengkahiri.(nir/lis)
Kampus ITS, ITS News — Dukung pertumbuhan ekonomi usaha lokal, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) secara resmi meluncurkan program Kuliah
Kampus ITS, ITS News – Lestarikan permakaman bersejarah di Surabaya, tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Departemen Teknologi Informasi (DTI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan kegigihannya dalam menjaga mutu pendidikan.
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melanggengkan komitmennya dalam berkontribusi bagi kesejahteraan UMKM. Kali ini,