ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
09 Maret 2012, 09:03

Proyek CSR Dream High ITS Wakili RI di Paris

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Adalah Banon Tri Kuncahyo, Ariestia Ramadhani, serta Ayu Dewantari Puspawardani, mahasiswa jurusan Teknik Informatika ITS. Tim ini berhasil lolos dari 500 tim di seluruh dunia yang mengikuti babak penyisihan.

Ariestia Ramadhani mengatakan, informasi mengenai lomba tersebut didapatkan dari senior mereka yang turut mengikuti ajang serupa pada tahun sebelumnya. Tia, begitu dia biasa disapa menyebutkan, kompetisi yang merupakan bentuk CSR Bank Societe Generalle ini diawali dengan penyisihan secara online.

"Peserta diberikan sebuah website dan diberi tugas membuat proyek CSR. Proyek tersebut boleh dalam bentuk slide maupun video. Dalam babak penyisihan, kami mengunggah video Entrepreneur Kid," tutur Tia seperti dilansir dari ITS online, Kamis (8/3/2012).

Dia mengungkapkan, Entrepreneur Kid merupakan video tentang bagaimana menanamkan jiwa entrepreneur sejak anak-anak. Bentuk ide yang digagas semacam pembiayaan wirausaha oleh bank untuk anak-anak.

"Maksudnya, terdapat pelatihan selama periode waktu tertentu untuk melatih jiwa entrepreneur. Peran bank di sini bertugas memberikan bantuan biaya," ujarnya.

Tidak hanya proyek pembuatan video, soal pilihan ganda tentang Social Responsibility juga harus mereka kerjakan dalam penyisihan tersebut. Maka tidak heran, penilaian dalam kompetisi ini mencakup beberapa aspek, mulai dari proyek website, hasil pengerjaan soal, hingga vote.

Selama mengikuti lomba di Kota Pusat Fesyen tersebut, Tia mengaku, terdapat pengalaman berkesan yang tidak akan terlupakan oleh seluruh anggota tim. "Ketika sampai di Paris, kami hanya diberi sebuah peta dan tiket kereta saja, kemudian dipersilahkan untuk menuju ke hotel tanpa pemandu," kata Tia.

Meski dilepas tanpa pemandu, Tia dan kawan-kawan merasa lega karena rambu-rambu di Paris jelas dan mudah dimengerti, tidak seperti di Indonesia. "Tapi, kami sempat tersasar saat salah mengambil arah pada percabangan rel. Sehingga, kami harus kembali ke stasiun yang awal untuk naik kereta yang benar," ujarnya.

Kedatangan tim Dream High bersama 45 tim lainnya ke Paris ternyata merupakan awal sebuah proyek baru yang harus mereka kerjakan. Proyek baru ini menantang para peserta untuk membuat masterplan sesuai prinsip sustainable city.

Untuk menambah pengetahuan peserta mengenai prinsip sustainable city, para peserta pun mendapat workshop terkait isu tersebut. Banon menjelaskan, tema yang ditetapkan oleh panitia ini baru mereka ketahui setelah tiba di Paris.

Menurut Banon, hal tersebut sengaja dilakukan agar semua tim bersama-sama memulai dari nol dan persepsi yang sama mengenai proyek tersebut. "Kalau misalnya sudah diberi tahu di awal, mungkin ada yang siap-siap duluan," ujar Banon.

Dalam pengerjaan proyek baru ini, seluruh tim diberi waktu hingga Senin, 12 Maret 2012. Tia menyatakan, melalui proyek ini akan dipilih 10 besar tim yang akan melakukan presentasi di Paris. Tidak hanya itu, masterplan yang berhasil menjadi juara pertama akan direalisasikan di kota asal tim tersebut.

"Pendanaan untuk realisasi akan diberikan. Jadi kalau kami di Indonesia, terserah memilih kota mana yang kami tahu. Mungkin kami langsung pakai Surabaya," kata mahasiswi angkatan 2008 ini.

Selama pembuatan proyek ini, ketiganya mengaku mengalami kesulitan. Pasalnya, mereka bukan berasal dari jurusan perbankan, bisnis, atau teknik lingkungan. Untungnya, mereka mendapatkan pembimbing khusus yang akan membantu mengarahkan hingga proyek ini rampung.

Hingga kini, mereka masih mengalami kebingungan mencari benang merah antara sustainable city dengan perbankan. Sejauh ini, mereka hanya tahu, bank adalah pemberi modal untuk pembangunan kota tersebut.

Menurut Banon, untuk memberikan modal, banyak pertimbangan yang dilakukan oleh bank. Sebab, bank turut mendapat risiko jika terkena kasus pencemaran lingkungan.

"Untuk membuat sebuah masterplan kota, membutuhkan banyak pertimbangan. Karena sustainable city itu tidak hanya membuat bangunan yang sesuai dengan ekosistem, namun juga memikirkan akan ke mana penduduk yang tergusur oleh proyek pembangunan tersebut," ujar Banon.(rfa)

Berita Terkait