Kabar tentang penjiplakan logo ITS oleh perusahaan bernama Inkom Teh Snab itu awalnya ramai diperbincangkan di mailing list alumni. Kemiripan antara kedua logo tersebut terlampau jelas. Mulai dari gambar roda gigi, bunga Wijaya Kusuma, hingga Tugu Pahlawan. Yang membedakan hanyalah warna biru logo Inkom Teh Snab yang lebih gelap.
”Setelah kami (ITS, red) tahu ada penjiplakan ini, salah satu dosen ITS langsung mengirim surat elektronik kepada perusahaan tersebut,” ungkap Prof Dr Drs Darminto MSc, Pembantu Rektor ITS Bidang IV. Tak hanya sampai di situ, langkah tegas ITS berlanjut dengan mengirim surat resmi kepada Inkom Teh Snab dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moscow.
ITS pun akhirnya mendapatkan tanggapan dari perusahaan penyedia alat teknik tersebut. ”Mereka menjanjikan, paling lambat dalam dua minggu, akan mengganti logo tersebut,” ujar Darminto. Pernyataan itu secara tidak langsung menunjukkan bahwa perusahaan itu mengaku bersalah terhadap penjiplakan logo ITS.
Lebih jauh, pihak Inkom Teh Snab mengucapkan permohonan maaf dan menjelaskan bahwa perusahaannya memesan logo tersebut dari suatu perusahaan jasa desain. Namun, perusahaan tersebut tak dapat dihubungi lagi untuk dimintai konfirmasi. ”Logo itu orsinal milik ITS, dibuat oleh dosen Desain Produk Industri ITS dan sebelum diresmikan sudah dipastikan tidak ada logo yang serupa,” tutur Guru Besar jurusan Fisika ini yakin.
Meski telah mendapatkan tanggapan dari perusahaan tersebut, ITS rupanya tak berhenti mempersiapkan tindakan lebih lanjut. Kementrian Luar Negeri (Kemenlu), Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti), dan Lembaga Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Nasional turut serta dalam pertemuan bersama ITS. Bersama, mereka menyepakati bahwa penyelesaian permasalahan ini akan ditempuh melalui jalur resmi hubungan antar negara.
Namun tepat setelah dua minggu, mereka menepati janjinya. Meski masih terdapat sedikit kemiripan pada font yang digunakan, bentuk logo tersebut sudah jauh berebeda dengan logo ITS.
Darminto menjelaskan bahwa Inkom Teh Snab telah bersikap proaktif dalam menyelesaikan permasalahan ini. ”Kita biarkan masalah ini cool down dulu,” ujarnya. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa ITS akan mempertimbangkan kembali langkah hukum yang rencananya akan ditempuh. Selain karena pergantian logo, juga karena langkah hukum membutuhkan biaya yang cukup tinggi.
Berangkat dari permasalahan ini, Dikti akhirnya menghimbau setiap universitas untuk mendaftakan paten logonya masing-masing. ITS sendiri telah memiliki hak cipta dan paten merek atas logo tersebut. ”Di era keterbukaan informasi, kasus seperti ini sudah sangat umum,” pungkas Darminto. (ald/lis)
Kampus ITS, ITS News – Dikenal sebagai daerah penghasil ikan, Kampung Sontoh Laut di pesisir Surabaya masih terbatas dalam
Kampus ITS, ITS News — Sebagai upaya mengapresiasi kinerja dan kontribusi organisasi mahasiswa (ormawa), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Prestasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mengalir hingga penghujung tahun 2024 ini. Kali
Kampus ITS, ITS News — Menuju 67 tahun Deklarasi Djuanda, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) undang guru besar dari