ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
21 April 2012, 15:04

ITS Gelar Workshop Penyelamatan Air

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Menguatkan data yang dikemukakan Kementerian Pertanian, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengungkapkan bahwa kekeringan saat ini telah mengancam produksi pangan nasional. Untuk itu, ITS mencoba menggali berbagai pemikiran untuk menyelamatkan kondisi tersebut.

"Kenyataan ini sungguh memprihatinkan, maka dari itu kami akan segera memulai beberapa program untuk membantu menyelamatkan kondisi ini," ujar Dr Ir Amien Widodo MS, Ketua Pusat Studi Kebumian, Bencana dan Perubahan Iklim LPPM ITS dalam jumpa pers, Jumat (20/4/2012).

Salah satunya adalah dengan menggelar workshop bertema Selamatkan Air Sekarang pada Senin (23/4), dengan dukungan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) dan Dinas Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur. Rencananya, Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup, Hermien Rosita juga turut hadir dalam workshop untuk memperingati Hari Bumi pada 22 April ini.

"Kami akan mengusulkan kepada pemerintah agar penyelamatan air menjadi prioritas," tutur dosen Teknik Sipil ITS ini. Lebih lanjut ia mengatakan, jika selama ini masyarakat hanya mengenal ketahanan energi dan pangan, sudah seharusnya Indonesia juga mulai menetapkan ketahanan air.

Ia membeberkan fakta bahwa telah banyak lahan resapan air di Indonesia yang hilang. Ia menyebutkan, banyak gunung yang telah gundul dan berubah fungsi menjadi tempat tinggal padat penduduk. "Intinya kita harus menghutankan kembai gunung-gunung di Indonesia," tandas Amien mengingatkan.

Hadir pula Ketua LSM Perkumpulan Telapak Jawa Timur, Prigi Arisandi. Ia menyampaikan data pencemaran sungai di Indonesia yang dihimpun dari 33 provinsi. Data tersebut menunjukkan bahwa hampir seluruh sungai di Indonesia, termasuk di Jawa Timur telah tercemar berat.

Lebih dari itu, ia juga memaparkan hasil pengamatannya di lima mata air pegunungan di Jawa Timur yang juga telah ikut terkontaminasi. "Saya sudah lama mengharapkan gerakan revolusi hijau dari kampus seperti ini, semoga workshop nanti dapat menghasilkan banyak solusi," ujar Prigi optimistis.

Dipaparkan Prigi, wilayah sungai (WS) Brantas memiliki arti penting bagi masyarakat Jawa Timur sebagai sumber air bagi kelangsungan hidupnya karena dimanfaatkan oleh 17 kabupaten/kota. Untuk berbagai kebutuhan seperti sumber tenaga pada pembangkit listrik tenaga air, PDAM, irigasi, industri dan lain-lain.

Dari aspek kuantitas saat ini, kondisi daerah tangkapan hujan di bagian hulu WS Brantas semakin memburuk akibat penebangan hutan, alih fungsi lahan atau pemanfaatan lahan yang tidak mengindahkan konservasi tanah maupun konservasi air.

Hal ini menyebabkan peningkatan erosi tanah yang pada akhirnya dapat mengakibatkan sedimentasi pada sungai dan prasarana sungai. Sehingga terjadi penurunan debit atau hilangnya mata air di WS Brantas.

Jumlah mata air secara keseluruhan sebanyak 1.577 mata air. Di Malang terdapat 467 mata air dan diperkirakan saat ini tinggal 50 persen, di Kota Batu awalnya ada sekitar 118 mata air yang mengalir ke sungai Brantas, saat ini tinggal 57 mata air.(red)

Berita Terkait