ITS News

Senin, 02 September 2024
27 April 2012, 14:04

ITS Expo versus Eco Campus?

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Definisi Eco Campus sendiri adalah kampus yang telah peduli, berbudaya lingkungan dan telah melakukan pengelolaan lingkungan secara sistematis dan dinamis. Dari definisi ini, jelas bahwa Eco Campus adalah sebuah proses peduli dan berbudaya lingkungan. Bukan hanya, gerakan penanaman pohon seperti yang banyak dikritisi.

Lantas apa hubungannya dengan ITS Expo? Mudah saja. Fakta membuktikan bahwa pelaksanaan ITS Expo jauh dari definisi Eco Campus yang sesungguhnya.

Pertama, pelaksanaan ITS Expo mengakibatkan peningkatan penggunaan styrofoam atau gabus. Utamanya pada kompetisi Gelar Karya Mahasiswa (GKM). Pasalnya, hampir semua stan jurusan menggunakan bahan ini. Tidak mengherankan karena gabus merupakan bahan paling menarik dan mudah digunakan sebagai hiasan.

Padahal, styrofoam tak ubahnya dengan plastik. Keduanya sama-sama berbahaya bagi lingkungan. Bahkan gabus lebih berbahaya dibandingkan dengan plastik. Waktu penguaraiannya adalah 500 tahun jauh lebih lama dibandingkan dengan plastik yang hanya 50-80 tahun.

Yang lebih ironis adalah ITS Expo juga menggelar kompetisi Recycle Art. Menurut web ITS Expo, tujuan kompetisi ini adalah sebagai nilai tambah pada penanganan sampah sehingga menjadi kegiatan penyelamatan lingkungan hidup. Di satu sisi, ingin menyelamatkan lingkungan dengan daur ulang bahan bekas. Namun, di sisi lain justru membiarkan penggunaan steorofoam.

Tidak hanya itu, bukti lain adalah penggunaan kertas yang tidak kalah sedikit. Mulai dari kertas balot pemilihan stan favorit, pemenang recycle art, hingga brosur kecil untuk mempromosikan acara ITS Expo sendiri. Belum lagi, dekorasi stan dengan kertas aneka warna juga brosur setiap jurusan.

Kondisi bertambah parah jika tidak kesadaran pengunjung untuk membuang sampah kurang. Hasilnya, usai acara sekitar pukul 22.00 WIB, sampah berserakan, mulai jenis plastik hingga kertas.

Perlu diketahui, bahwa penggunaan kertas juga menjadi fokus ITS dalam menggalakkan Eco Campus. Website Eco Campus  menyebutkan penggunaan kertas di ITS mencapai 150 kg/hari atau 4.5 ton/bulan. Padahal kertas berasal dari pohon. Jika dikonversikan maka tak kurang dari 108 pohon ditebang perbulan dengan asumsi 1 ton kertas sama dengan 24 pohon.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan penggunaan kertas akan menambah jumlah limbah kertas. Secara tidak langsung juga akan menambah jumlah pohon yang harus ditebang.

Selain gabus dan kertas, aktivitas ITS Expo juga mengakibatkan peningkatan pencemaran lingkungan. Salah satu parameternya adalah tempat parkir Grha ITS yang penuh dengan kendaraan bermotor setiap waktunya. Kalaupun ada, sepeda paling tidak lebih dari sepuluh buah.

Hal ini praktis menunjukkan mobilitas mahasiswa dengan kendaraan semakin meningkat. Akibatnya, jumlah bahan bakar yang dibutuhkan juga semakin banyak. Emisi CO2 hasil pembakaran juga meningkat. Parahnya, semua berkumpul di sekitar Grha ITS.

Tulisan ini tidak hendak melarang pemanfaatan styrofoam, kertas dan kendaraan bermotor. Namun, alangkah lebih baik jika sebagai acara besar ITS juga mendukung program-program ITS yang lain.

Eco Campus harus menjadi sebuah budaya. Tidak melulu tanam pohon dan efisiensi energi saja. Eco Campus juga merupakan budaya untuk tidak penggunakan bahan yang mengancam lingkungan. Jika kata tidak masih belum dapat dilakukan, paling tidak adalah upaya minimalisasi penggunaannya.

Aturan penggunaan styrofoam bagi para stan mutlak dibutuhkan. Begitu juga dengan adanya pembatasan penggunaan kertas. Balot pemilihan yang konvensional bisa diganti dengan aplikasi teknologi. Peluang seperti ini sangat mungkin dilakukan, mengingat ITS adalah kampus teknik.

Terkait kendaraan bermotor, mengapa tidak menerapkan konsep car free day atau nggowes saja. Toh, Grha ITS juga tidak terlalu jauh dari jurusan di ITS. Efeknya, tidak perlu lagi ada tiket parkir, tidak banyak tenaga juga untuk menjadi tukang parkir.

Sekali lagi, tulisan ini hanya untuk mengingatkan bahwa banyak hal yang tidak diperhatikan terhadap pelaksanaan Eco Campus. Apalagi ketika  suatu acara dengan bangga mengusungnya sebagai bagian dari konsep utama. ITS Expo ini hendaknya dapat menjadi pembelajaran bahwa Eco Campus tidak hanya menanggulangi tetapi juga mencegah kerusakan lingkungan.

Jaharani
Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia 2010

Berita Terkait

ITS Media Center > Opini > ITS Expo versus Eco Campus?