Dalam sebuah sesi yang dibawakan oleh Gigih Wahyu Akbar di Pelatihan Manajemen Organisasi (PMO) ini, sebanyak 26 mahasiswa beradu argumen mengenai model organisasi. Semua tampak kebingungan membedakan model organisasi LMB dan Keluarga Mahasiswa (KM) ITS. Entah mekanik atau organik.

"Organisasi mekanik itu terpaku pada aturan, dan tidak demokratis seolah ada kesenjangan antara atasan dan bawahan," jelas Gigih. Sedangkan model organik, diakuinya, lebih mengarah kepada organisasi yang demokratis dan kekeluargaan.

Menurut Gigih, KM ITS tidak termasuk organisasi mekanik. Sebab, lebih cenderung menerapkan asas kekeluargaan layaknya organisasi organik. Namun, dalam perjalanannya, ada pula keadaan yang mengharuskan menjadi sisi mekanik. ”Jadi, kita semua sepakat, kalau KM ITS ini campuran, tergantung pada kondisi organisasinya,” tutup Gigih menyudahi perseteruan.

Usai dibahas terkait definisi, proses, kelengkapan dan modelnya, pokok bahasan selanjutnya adalah budaya organisasi. Gigih menjelaskan lebih lanjut, budaya organisasi merupakan sebuah ciri khas dari organisasi tertentu. Budaya juga akan terlihat saat orang awam melihat dari luar organisasi. ”Budaya itu semacam perekat organisasi,” tandasnya.

Rahmat Langgeng Praseto, salah satu panitia, turut menjelaskan latar belakang dari perubahan nama pelatihan. Pada tahun sebelumnya pelatihan ini disebut dengan Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM TM) LMB. Namun, karena penyesuaian dengan LMB, pengurangan materi membuat panitia sepakat untuk mengubah namanya. ”Hampir sama seperti TM, tapi waktu kita terbatas hanya tiga hari,” tuturnya.

Seto juga berharap, nantinya para peserta ini mampu membawa UKM maupun LMB menjadi lebih baik. ”Seperti yang sudah tertulis dalam lembar komitmen mereka di papan komitmen itu,” ujarnya menunjuk sebuah papan berisi potongan-potongan kertas berisi komitmen. (fin/esy)