Dinginnya malam kota Surabaya tidak menyulutkan semangat puluhan mahasiswa ITS untuk menjemput tim kebanggaan ITS itu. Pihak birokrasi pun tidak ingin ketinggalan, dua buah bus ITS secara khusus disediakan untuk arak-arakan. Momen ini telah ditunggu-tunggu lantaran tim MC berhasil membawa pulang trofi Spirit of Atlantic Challenge seperti kesuksesan sepuluh tahun silam.

”Segera dipersiapkan untuk berangkat sekarang,” ujar Dr Ir Bambang Sampurno MT, Kepala Badan Pembinaan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni ITS bersemangat. Padahal kala itu, waktu masih menunjukkan pukul sembilan malam. Sementara dari informasi yang diberikan oleh anggota tim MC, mereka datang tengah malam.

Fiqhy Dian Nashrullah, Humas tim MC hanya mengatakan mereka akan berangkat menuju Indonesia dari Bandara Internasional Dublin, Irlandia pada Jumat (10/8). Dan diperkirakan akan datang pada malam satu hari setelahnya.

Meski tidak tahu pastinya pukul berapa tim MC akan tiba, puluhan mahasiswa ITS dengan semangat berbondong-bondong menuju bandara. Bahkan mereka menjemput tidak dengan tangan kosong, spanduk ucapan selamat, bendera ITS, bendera Merah Putih dan bendera Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) MC telah dipersiapkan.

Sesampainya di bandara, segera mereka bentangkan spanduk dan atribut khas ITS yang mereka bawa. Cukup lama menunggu, akhirnya sekitar pukul 24.00 dikabarkan pesawat penerbangan domestik transit Jakarta telah tiba. Kontan, puluhan mahasiswa ini bersiap mendekat ke arah jalanan kedatangan domestik. Namun, yang ditunggu-tunggu kedatangannya masih disibukkan dengan antrian pengambilan barang.

Setengah jam kemudian, barulah 20 tim MC yang telah berjuang di Irlandia hampir tiga minggu lebih itu keluar. Teriakan vivat pun menggema di seantero area kedatangan domestik. Mereka disambut dengan nyanyian lagu Hymne ITS dibarengi dengan pemberian kalung medali oleh Bambang. Tidak berhenti, euforia dilanjutkan dengan lagu Syukur ciptaan H Mutahar.

Momen penuh kebanggaan itu pun membuat tangis haru beberapa anggota tim membuncah. Anehnya, mereka menangis sambil tersenyum bahkan ada yang tertawa. Sembari mendorong troli barang, mereka menerima ucapan selamat dari para mahasiswa yang menyambut. Tidak hanya itu, beberapa di antara mereka disambut langsung oleh keluarganya. Rasa kangen bercampur bangga terlihat jelas dalam wajah keluarga mereka. (fin/fi)