ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
22 November 2012, 14:11

Dukung Penghematan Energi, ITS Gelar Kompetisi Mobil Irit

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Lomba ini nantinya bukan sebuah balapan kecepatan, tapi lomba paling irit penggunaan bahan bakarnya," ujar Ketua Panitia Indonesia Energy Marathon Challenge (IEMC) 2012 Indra Sidharta, kepada wartawan di Rektorat ITS, Rabu (21/11/2012). Nantinya, IEMC ini akan dilaksanakan di Kenjeran Park Circuit, mulai 23-25 November 2012.

Dalam lomba nanti, mobil yang tercatat paling sedikit penggunaan bahan bakarnya untuk jarak tempuh dan waktu yang ditetapkan, itulah yang akan keluar sebagai juara. Menurut Indra, perhelatan IEMC ini berpedoman pada kompetisi Sheel Eco Marathon (SEM).

Karenanya, kompetisi IEMC ini juga mengacu pada efisiensi energi dan isu renewable energy yang ditujukan bagi mahasiswa berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia. Kompetisi SEM sendiri telah digelar di wilayah Asia, Eropa dan Amerika. ITS telah berpartisipasi dan menjadi juara berturut-turut selama dua tahun dalam perhelatan SEM Asia untuk kategori tertentu.

IEMC kali ini terbagi atas dua kategori umum, yaitu prototype dan urban combustion. Indra memaparkan, kategori prototype adalah kendaraan roda tiga dengan energi pendorong bahan bakar fosil. Sedangkan urban combustion adalah kendaraan roda empat berpendorong energi fosil yang tampilannya mirip mobil pada umumnya dan sesuai untuk on road.

Untuk setiap kategori umum terbagi lagi menjadi tiga kelas energi, yaitu bensin, solar, dan listrik. Sehingga, total terdapat enam kelas yang diperlombakan. ITS yang mendapat kehormatan sebagai tuan rumah menerjunkan tim di semua kelas tersebut.

Ketua Pelaksana IEMC, Didit Ardiyanto menjelaskan, setiap tim diberi kesempatan untuk melakukan race sebanyak lima kali. Itu pun setelah dinyatakan lolos scrutineering atau uji inspeksi teknis yang meliputi bobot kendaraan, jenis bahan bakar, ukuran kendaraan, dan lain-lain. "Tapi kalau tim tersebut sudah merasa puas dengan capaian pada race tertentu, ya diperbolehkan untuk tidak melakukan sampai lima kali race," papar Didit lagi.

Untuk satu kali race, tiap tim harus melalui lintasan sepanjang 12 kilometer. Untuk kategori prototype, maksimal waktu yang diberikan untuk satu kali lintasan adalah 26 menit. Sedangkan untuk kategori urban combustion, diberi waktu maksimal 30 menit dalam satu lintasan.

Sebelum dan sesudah race akan dilakukan pengukuran bahan bakar oleh panitia lomba. Sehingga bisa diketahui secara pasti berapa banyak penggunaan bahan bakar oleh kendaraan tersebut selama melakukan race. Untuk kendaraan yang berbahan bakar listrik diukur dengan menggunakan alat bernama joule meter, sedangkan untuk yang berbahan bakar bensin dan solar dihitung berdasarkan rumus tertentu.

Lomba ini nantinya hanya mengambil juara 1 dan 2 untuk setiap kelas. Untuk juara 1 memperebutkan hadiah berupa uang sebesar Rp 7,5 juta dan juara 2 sebesar Rp 5 juta.

Perguruan tinggi yang berpartisipasi dalam kompetisi ini antara lain dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) dan Universitas Negeri Sumatera Utara (USU). Selain itu juga Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (Polman), Universitas Brawijaya (UB), Politeknik Negeri Batam (Polbat), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Politeknik TEDC Bandung, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Tarumanegara (Untar), Institut Teknologi Nasional (ITN) dan ITS.

Oleh: Anggraenny P-editor:YL.antamaputra

Berita Terkait