ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
29 November 2012, 10:11

KJI Tampilkan Jembatan Kokoh dan Awet

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Untuk KJI, ini merupakan perhelatan tahunan yang ke-8, sedangkan KBGI adalah yang ke-4. Bagi ITS, ini merupakan kali pertama menjadi tuan rumah untuk perhelatan kedua kompetisi gelaran Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) yang diwakili Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Tahun lalu kompetisi ini dihelat di Universitas Indonesia (UI). Tema untuk KJI 2012 ini adalah Jembatan Kokoh dan Awet, sedang untuk tema KBGI 2012 adalah Rumah Kayu Bertingkat Inovatif Tahan Gempa.

Untuk perhelatan kali ini, akan diikuti 33 finalis lolos seleksi yang berasal dari 17 perguruan tinggi di Indonesia. Antara lain dari Politeknik Bandung, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Malang, Politeknik Sriwijaya Palembang, UGM, Universitas Guna Darma, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Yogyakarta, ITB, Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang, Politeknik Semarang, ITENAS Bandung, UI, Universitas Jenderal Ahmad Yani Cimahi, Universitas Teknologi Yogyakarta, dan ITS.

Dari 33 finalis tersebut, 24 finalis untuk kompetisi jembatan dan 9 finalis untuk kompetisi gedung. Finalis kompetisi jembatan terdiri dari 8 finalis kategori Jembatan Kayu, 8 finalis Jembatan Baja, dan 8 finalis Jembatan Bentang Panjang (Busur). Dari tiga kategori jembatan dan kategori kompetisi bangunan gedung tersebut akan ditentukan tiga juara.

Selain itu, juga ada enam penghargaan khusus untuk masing-masing kategori. Antara lain penghargaan untuk Jembatan Terkokoh, Jembatan dengan kesesuaian implementasi terhadap rancangan terbaik, Jembatan Terindah, Waktu Pelaksanaan Tercepat, K3 Terlengkap, dan Metode Konstruksi Terealistis.

Penilaian untuk kompetisi ini antara lain didasarkan pada lima unsur yaitu, keindahan atau estetika, inovasi dalam rancang bangun, kesesuaian impelementasi terhadap rancangan, kinerja struktural, dan metode pelaksanaan konstruksi. Termasuk juga penilaian terhadap kelengkapan, kepatuhan peserta terhadap penggunaan peralatan dan pelaksanaan keselamatan kerja (K3), kebersihan bahan dan alat kerja serta lingkungan kerja selama pelaksanaan.

”Penilaian lomba secara keseluruhan meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaannya,”jelas Dr Ir Hidayat Soegihardjo M MS, ketua panitia saat memberikan konferensi pers, Rabu (28/11/2012).

Dalam menyelesaikan tiap konstruksi diberi batasan waktu untuk masing-masing kompetisi. Untuk kompetisi jembatan tiap peserta diberi kesempatan merakit bangunan selama tiga jam, dan untuk kompetisi bangunan gedung diberi waktu selama dua jam.

”Bila waktunya melebihi dari waktu yang ditentukan akan langsung didiskualifikasi atau tidak akan dilakukan penilaian,”lanjut Hidayat yang juga Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ini.

Untuk kompetisi jembatan, masing-masing tim terdiri dari empat orang, sedang untuk kompetisi bangunan gedung tiap tim terdiri dari tiga orang. Saat pengujian, terang Hidayat, untuk bangunan gedung dilakukan dengan memberi beban dorong dari samping seolah-olah ada gempa (sesuai dengan temanya) untuk melihat kekuatan bangunan.

Sementara untuk jembatan akan diuji dengan memberikan beban dari atas yang diukur secara komputerisasi dengan alat yang disebut actuator. Menurut Hidayat, kompetisi sangat bagus untuk memotivasi tumbuhnya inovasi di bidang bangunan jembatan dan gedung di Indonesia. Mengingat juga masih banyaknya bangunan jembatan dan gedung di Indonesia yang masih belum memenuhi kaidah-kaidah tertentu, salah satunya kaidah kegempaan.

”Padahal Indoensia terletak pada daerah rawan gempa,” ujarnya. (nos)

Teks foto :

Dr Ir Hidayat Soegihardjo M MS

Berita Terkait