ITS News

Kamis, 14 November 2024
22 Desember 2012, 17:12

Subsidi BBM untuk si(APA)?

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kondisi memprihatinkan tersebut terjadi akibat ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil yang terlalu besar. Padahal  Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber energi bersih dan terbarukan. Namun, akibat lamban pengembangannya membuat Indonesia sulit lepas dari ketergantungan energi fosil tersebut.

Ketika kuota subsidi BBM telah melampaui batas pemerintah kebingungan untuk mengambil kebijakan. Apakah akan menaiikan harga BBM atau justru menambah lagi kuota BBM pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P)?

Ternyata opsi terakhir yang diambil oleh pemerintah. Pemerintah lebih memilih untuk menambah kuota BBM bersubsidi. Sehingga anggaran untuk subsidi energi menjadi membengkak dari Rp204 triliyun menjadi Rp 219 triliyun. Naik 44 juta kiloliter BBM dari rencana awal 40 juta kiloliter.

Padahal subsidi yang diberikan oleh pemerintah tidak tepat sasaran. Menurut pemerintah hanya 30 persen BBM bersubsidi yang tepat sasaran. Sementara, sisanya dinikmati oleh orang yang tak berhak. BBM tersebut terbakar percuma di jalanan, karena konsumsi BBM yang paling banyak adalah untuk kebutuhan kendaraan pribadi.

Mari membayangkan, seandainya uang Rp 219 triliyun rupiah tersebut digunakan untuk membangun rumah bagi rakyat miskin atau sejumlah sekolah yan hendak roboh. Berapa banyak rakyat miskin yang akan mempunyai rumah tinggal yang layak? Berapa banyak sekolah yang layak akan terbangun? Atau jika uang tersebut digunakan untuk biaya pendidikan anak yang kurang mampu, berapa banyak anak yang akan terbantu untuk bisa bersekolah? Daripada uang tersebut hanya terbakar percuma di jalan raya.

Di sisi lain, uang sebesar itu dapat digunakan untuk investasi pada Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Bukankah negara kita kaya akan energi tersebut?

Mengapa kita tidak mencoba untuk mengalokasian APBN lebih besar untuk investasi pada energi terbarukan? Contohnya adalah energi geotermal. Kita mempunyai sumber geotermal yang sangat melimpah, bahkan sekitar 40 persen sumber geotermal dunia ada di Indonesia. Kapasitas energi yang bisa dijadikan energi listrik mencapai 29 Gigawatt. Jumlah yang fantastis bukan? Namun untuk saat ini yang baru dimanfaatkan baru 1,2 Gigawatt.

Kita tidak boleh hanya menyalahkan pemerintah saja. Coba kita tanya pada diri kita sendiri, berapa energi yang kita buang percuma setiap hari? Ke kampus setiap hari naik motor, menyalakan AC di kelas hampir 18 jam nonstop setiap hari, menyalakan laptop hanya sekedar untuk main game. Berapa bayak energi yang kita buang setiap hari dengan percuma? Semua kegiatan di atas butuh energi bukan?

Sehingga, marilah kita mulai dari  untuk peduli dengan ketersediaan energi di Indonesia, jangan hanya menyalahkan orang lain atau pemerintah.

Negara ini butuh perubahan, meskipun sedikit, itu lebih baik daripada hanya diam. Mari kita berkontribusi pada bangsa.

Adi Prasetiyawan
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro
Angkatan 2011

Berita Terkait

ITS Media Center > Opini > Subsidi BBM untuk si(APA)?