ITS News

Sabtu, 28 Desember 2024
05 Maret 2013, 10:03

Doktor Pertama Lulusan Teknik Mesin ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Disertasi yang diusung bertema Rancang Bangun Mekanisme Multi Layer Piezoelectric Vibration Energy Harvesting pada Sistem Suspensi Kenderaan. Perhatian pada disertasi doktornya berawal dari fenomena banyaknya energi kenderaan terbuang dalam bentuk, panas, gesekan dan getaran. Sementara itu, getaran yang signifikan terjadi pada sistem suspensi kenderaan. 

Inovasi yang ia angkat yaitu pengganti material suspensi kenderaan konvensional menjadi material piezoelectric. Wiwiek menjelaskan, material tersebut bisa menghasilkan energi listrik apabila diberi gaya tekan dan gaya tarik. Kedua permukaannya mempunyai beda potensial dan jika mengalami deformasi, akan menyebabkan loncatan-loncatan elektron di dalamnya.

Dengan modal tersebut, ia mengikuti program doktoral jurusan Teknik Mesin ITS. "Saat program tersebut buka pada tahun 2009, saya bersama kedua dosen Teknik Mesin lainnya ditawari untuk ikut," ujar Wiwiek. Waktu itu mereka tidak langsung menerimnya. Yang menjadi pertimbangan mereka adalah belum ada beasiswa penelitian pada program baru ini, sehingga harus memakai dana sendiri.

Oleh sebab itu, dua dosen lainnya urung mengikuti program doktor ini. Akhirnya hanya Wiwiek yang mengikutinya. Meski begitu, ibu satu anak tersebut  tetap optimis bisa mencari beasiswa dari sumber lain.

"Alhamdulillah saya mendapat dana dari penelitian lain yang saya jalani selama kuliah," ujarnya. Meskipun begitu, semuanya tidak berjalan seperti yang direncanakan. Dana riset yang didapatnya selalu bersifat parsial. Oleh karena itu, Wiwiek sering merasa cemas penelitiannya tidak akan jalan.

Namun semangat pantang menyerah Wiwiek ditunjukkan dalam tujuh semester studinya. Etos kerja Wiwiek sangat besar. Ia selalu datang pagi untuk penelitian. Selain mendapat bantuan dari ITS, ia dibantu oleh beberapa lab di jurusannya.

Material piezoelectric yang paling penting dalam penelitiannya pun sempat bermasalah. Khusus dipesan dari Jepang, material tersebut sempat terhambat di bea cukai Jakarta karena masalah pajak. "Seharusnya, pesanan tersebut harus bebas pajak, karena merupakan barang penelitian," jelasnya. Untuk itu, ia mengurus izin tersebut bersama pembimbingnya. Baru setelah tiga bulan berikutnya, yaitu pada awal Maret tahun kemarin, material tersebut bisa diambil.

Selama masa vakum tiga bulan, Wiwiek menggunakan kesempatan tersebut untuk melanjutkan pembuatan alat uji quarter car suspension test rig dan mekanismenya. Alat ini selesai dibuat April tahun lalu.

Kerja kerasnya sempat disinggung oleh salah seorang teman kepada promotornya, Prof Ir I Nyoman Sutantra MSc PhD. "Wiwiek ini kapan lulusnya ya Pak, kok giat sekali kerjanya," ujar Nyoman menirukan pada sidang terbuka promosi doktornya 5 Februari lalu. Bahkan, perempuan tegar ini lulus dengan predikat sangat baik alias cum laude. (nul/lis)

Berita Terkait