ITS News

Jumat, 01 Agustus 2025
01 Juni 2013, 16:06

RI-Vet, Optimis Pertahankan Mahkota KRI

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tepat Minggu (30/6) tahun lalu, tim robot ITS mengukir sejarah baru dengan menjuarai KRI untuk kali pertama. Tim yang kala itu masih bernama RI-NHO ITS secara dramatis menumbangkan pesaing terberat mereka, Barelang 5.2 asal Politeknik Negeri Batam pada detik-detik akhir. Tak pelak, hal tersebut menjadi salah satu momen manis bagi kampus perjuangan dalam ajang KRN.

Sebentar lagi, tim besutan Rudy Dikairono ini akan kembali menghadapi situasi pertandingan yang sama. Lolos seleksi regional beberapa waktu lalu, memastikan satu tiket bagi RI-Vet untuk berlaga dalam ajang KRN 2013 Semarang.

Meski secara situasi pertandingannya sama, secara psikis tentu berbeda. Tahun lalu kontingen ITS hanya berstatus sebagai kuda hitam yang kurang diperhitungkan. Sehingga tak ada beban bagi kontingen yang bertanding di lapangan. Sedangkan, untuk tahun ini, status juara bertahan menuntut tim kampus perjuangan mampu menunjukkan perlawanan berarti.

Moch Wahyu Kurniawan, anggota tim RI-Vet, menjelaskan persiapan tim robot ITS sudah dilakukan sejak pertengahan tahun lalu. Tepatnya, satu minggu setelah kepulangan mereka dari ajang Abu Robocom Hongkong. ”Bisa dikatakan kami tidak istirahat sama sekali,” ujarnya.

Wahyu melanjutkan persiapan dini tersebut dilakukan guna mencapai target yang telah ditentukan. Ketika berlaga di Hongkong, tim robot ITS mendapat bocoran mengenai tema kontes robot tahun 2013. Sehingga, ketika pulang ke Indonesia, Wahyu dan anggota tim lainnya bergerak cepat. Mereka berhasrat menghasilkan robot yang lebih baik dari RI-NHO dan kembali berlaga di ajang Abu Robocom Vietnam.

Perbaikan pertama yang mereka lakukan ialah menambah jumlah personil tim. Menurut Wahyu, lima orang tim inti yang memperkuat RI-NHO sangat keteteran. Sehingga, ketika pembentukan tim RI-Vet, sepuluh anggota baru dimasukkan sebagai pelengkap tim inti. ”15 anggota tim RI-Vet saat ini berasal dari berbagai jurusan,” ujar mahasiswa Jurusan Teknik Mesin tersebut.

Selain itu, penyempurnaan juga dilakukan dari segi kualitas onderdil robot. Setelah berhasil menjuarai KRN 2012 kemarin, tim robot ITS memperoleh banyak dukungan pendanaan dari birokrasi dan alumni kampus perjuangan. Mereka memanfaatkan hal tersebut untuk memperbaiki sektor yang selama ini menjadi kelemahan tim ITS, misalnya servo (motor penggerak robot, red).

Evaluasi Seleksi Regional
Menilik performa RI-Vet pada seleksi tahap regional beberapa waktu lalu sebenarnya tidak terlalu mengecewakan. Namun, jika tolok ukurnya untuk menjadi jawara nasional, kontingen ITS wajib memperbaiki beberapa sektor. Di antaranya dari segi kecepatan waktu tempuh robot dan teknik eksekusi robot otomatis.

Sejak menyelesaikan pertandingan pada tahap regional, anggota tim RI-Vet terus melakukan perbaikan. Dari segi kecepatan waktu tempuh, kontingen ITS mengalami perkembangan yang cukup signifikan. ”Hingga saat, ini kami mampu memangkas waktu 50 detik lebih cepat dari waktu tercepat saat seleksi kemarin. Kemungkinan performa kami akan terus membaik,” terangnya.

Untuk teknik eksekusi robot otomatis, Wahyu menerangkan akan melakukan pembenahan strategi. Pada babak regional kemarin, robot otomatis harus menunggu robot manual mentransfer bun ke pengaitnya terlebih dahulu, baru kemudian ia akan bekerja. Teknik tersebut dinilai kurang efektif karena sering menyebabkan error pada sensor robot otomatis.

Ilmu Berharga dari Hongkong
Perjalanan tim KRI ITS menuju Hongkong tahun lalu, memang membawa misi mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Akan tetapi, misi tersebut belum dapat direalisasikan. Pasalnya, tim RI-NHO yang hanya mampu mencapai babak penyisihan.

Meskipun begitu, tak lantas membuat satu-satunya kontingen Indonesia tersebut berdiam diri menghabiskan sisa waktu berada di Negeri Beton. Mereka menggali berbagai informasi mengenai keilmuan robotika dari tim-tim kuat seperti China dan Jepang. ”Kami banyak bertanya kepada tim-tim yang bertanding di sana,” ujar Wahyu.

Mahasiswa angkatan 2009 ini menambahkan, tanggapan dari tim-tim internasional tersebut sangat baik dan sangat terbuka terhadap tim Indonesia. Tidak ada pertanyaan yang tak dijawab atau ditutup-tutupi. Bahkan, beberapa kali tim RI-NHO sempat memasuki pit stop mereka untuk melihat langsung proses perakitan robot. ”Hal seperti ini yang belum kita temukan di Indonesia,” lanjut Wahyu.

Untuk itu, Wahyu pun optimis tim KRI ITS mampu mempertahankan gelar juara nasional tahun ini. Berbekal berbagai pengetahuan baru mengenai dunia robotika yang mereka dapatkan di Hongkong, Wahyu dan tim yakin mampu mengatasi perlawanan setiap pesaingnya. ”Walaupun penampilan kami kurang maksimal di babak regional kemarin. Kami yakin bisa mempertahankan gelar juara dengan menunjukkan penampilan berbeda di Semarang nanti,” pungkasnya. (ali/ran)

Berita Terkait