Dalam perlombaan yang berlangsung selama lima hari ini, terhitung mulai Senin (24/6), ITS mengikuti delapan cabang lomba dari sepuluh kategori yang diperlombakan. Cabang tersebut di antaranya Musabaqah Tartil Quran Putra dan Putri, Musabaqah Tilawatil Quran Putra, dan Musabaqoh Hifdzil Quran Putri. Cabang berikutnya antara lain Musabaqoh Fahmil Quran kandungan Alquran, lomba karya tulis kandungan Alquran, lomba debat bahasa Arab, dan bahasa Inggris.
Wahyudin mengakui, kualitas peserta yang dikirim masih jauh dari harapan. ”Seperti tilawah, persiapan kita belum maksimal. Karena rata-rata yang masuk final sudah pernah juara di daerahnya,” bebernya. Tidak terkecuali untuk kaligrafi dan debat bahasa Arab.
Hal tersebut menurutnya masih bisa ditoleransi. Diharapkan peserta bisa memiliki pengalaman berkompetisi di kancah nasional. Pengalaman ini akan berguna untuk kompetisi yang sama berikutnya.
Meskipun beberapa peserta diikutkan pada lomba debat, Wahyudin merasa kemampuan mereka masih belum optimal. Ia menyayangkan belum adanya mahasiswa ITS yang memiliki kemampuan orasi yang komunikatif. ”Kita belum mendapatkan mahasiswa yang bisa menyelipkan guyonan saat orasi,” ujarnya. Oleh sebab itu, harapannya nanti, akan terdapat bibit baru dari mahasiswa baru berikutnya.
Namun bila melihat kesiapan, terdapat pengecualian untuk Musabaqah Tilawatil Quran. Khusus untuk cabang lomba ini, masing-masing peserta wajib untuk mengikutinya. ”Sejelek apapun kemampuan peserta yang mewakili cabang ini, tetap harus ikut serta,” ungkapnya.
Meskipun begitu terdapat beberapa cabang lomba yang mendekati harapan, seperti cabang cerdas cermat kandungan Alquran. Perwakilan ITS hampir meraih juara pada perlombaan sebelumnya yang berlangsung di Makassar. ”Sayang, Ketika adu cepat, tim ITS sudah memencet bel duluan sebelum soal selesai dibacakan. Akhirnya, jawaban yang diberikan tidak sesuai,” tandasnya.
Begitu juga dengan cabang Tartil putri. Hal ini dilatarbelakangi oleh keikutsertaan cabang oleh peserta yang sama sebelumnya. ”Kemarin itu kelemahannya hanya pada jeda antar ayat yang terlalu panjang. Imbasnya, nilai jadi dikurangi,” beber dosen kelahiran Jombang tersebut. Selain tartil, cabang Fahmil Quran dan lomba karya tulis kandungan Alquran, diharapkan bisa lolos final pada ajang yang akan berlangsung di dua universitas, Universitas Andalas dan Universitas Negeri Padang nanti.
Sebelumnya, ITS bukan tanpa prestasi sama sekali. Tahun 1996 ITS pernah meraih peringkat pertama Tartil di Palangkaraya. Begitu juga pada tahun 2003, ITS meraih peringkat dua pada Lomba Karya Tulis Kandungan Alquran.
Syakir Almas Amrullah, salah satu wakil untuk cabang Musabaqah Fahmil Quran, cerdas cermat, kandungan Alquran, telah melakukan persiapan untuk ajang ini. Syakir mengharapkan, keikutsertaannya pada ajang MTQ ini dapat menginspirasi teman-teman mahasiswa untuk gemar mempelajari agamanya (Islam, red). ”Bukan mahasiswa perguruan tinggi seperti IAIN saja yang butuh agama, tapi anak teknik juga,” pungkas mahasiswa Teknik Fisika tersebut. (nul/fi)
Kampus ITS, ITS News — Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan pengalaman
Kampus ITS, ITS News — Kejahatan siber marak terjadi seiring dengan perkembangan teknologi digital. Kejahatan tersebut dilakukan melalui berbagai
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat komitmennya dalam hilirisasi riset dengan menjalin kerja
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka mendukung proses adaptasi mahasiswa baru terhadap kehidupan akademik, Institut Teknologi Sepuluh Nopember