Empat sekawan tersebut adalah Angger Diri Wiranata, Indra Syamsu, Muh. Arif Susanto, dan Octiana Dwi Anggara. Mengusung branding Dus Duk Duk, mereka memanfaatkan kertas kardus menjadi furnitur interior atau furnitur pembantu display produk di pertokoan.
Salah satu punggawa Dus Duk Duk, Angger ide ini terinspirasi dari tugas kuliah Dasar Desain yang pernah ditempuhnya. Saat karya yang terkumpul dipamerkan, ternyata banyak yang suka dan tertarik terhadap karya kardus tersebut. "Saat itu, kardus dibentuk menjadi kursi yang harus bisa diduduki dan dinaiki dengan kedua kaki," paparnya.
Usai pameran, ia pun memutuskan untuk melanjutkan karya tugas tersebut. Bersama ketiga teman sejurusan, mereka lantas berinovasi mengembangkan tugas tersebut menjadi sebuah bisnis baru. Hasilnya ternyata cukup memuaskan.
Pembagian jobdesk pun dilakukan demi memperlancar ranah kerja per individu. Angger bertindak sebagai ketua dan konseptor tim. Sementara, Indra mendapat tanggung jawab pada bagian marketing dan konseptor grafis dan Arif di bagian administrasi dan keuangan. Satu anggota terakhir, didapuk sebagai penanggung jawab produksi. "Kuncinya adalah saling percaya dan komunikasi," lanjut mahasiswa berkacamata tersebut.
Arif, anggota lain menceritakan bahwa Dus Duk Duk telah resmi launching bersamaan dengan Ide Art 2013, April lalu. Kala itu, mereka memamerkan satu set kursi dan meja serta beberapa jenis furnitur interior laina. Gayung bersambut, beberapa pesanan produk Dus Duk Duk pun lantas menghampiri mereka.
Salah satu pesanan datang dari butik milik Luna Maya, artis ibu kota, yang terdapat di lima pusat perbelanjaan di Surabaya, Sidoarjo dan Malang. "Awalnya itu lewat alumni yang memotret produk kami, kemudian dipromosikan ke teman-temannya, salah satunya ya Mbak Luna itu," tambah Arif.
Ikut dalam berbagai pameran juga dilakoni oleh tim Duk Duk Duk ini. Mulai dari skala kampus hingga acara besar seperti Jatim Kreatif 2013 di salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya. Rupanya, karya mereka mampu menarik perhatian Pakde Karwo yang datang saat opening ceremony. ”Pak Dhe Karwo bahkan sempat mencoba duduk di kursi kami," lanjut mahasiswa yang biasa disapa Bolang ini.
Beberapa hari setelahnya, keluarga Pakdhe Karwo memesan produk mereka berupa satu set kursi dan meja belajar untuk anak-anak. "Saat itu beliau berkata kalau produk kita ini unik, kreatif dan perlu untuk dikembangkan lagi," kenangnya.
Tak sampai disitu, pesanan demi pesanan mulai mengalir. Di antaranya, pesanan untuk 2000 unit packaging dari bahan kertas kardus, furnitur berupa rak, meja belajar anak, serta furnitur untuk dekorasi butik dan hotel. Total omset mereka sudah mencapai sepuluh juta rupiah dalam delapan bulan.
Mendapat keberhasilan tersebut, mereka pun tak lupa untuk berucap syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Apalagi, selama proses pembuatan produknya, mereka mengaku tidak banyak menemui kendala yang berarti. "Alhamdulillah, sampai saat ini lancar. Hanya terkadang ada kendala pada proses pengiriman barang diluar daerah," ujar Indra menyambung.
Diakui Indra, bahwa usia Duk Duk Duk kerap menjadi pertanyaan calon konsumen. Menurutnya, jenis barang seperti furniture ini bisa tahan satu hingga dua tahun. Selain memang terdapat teknik khusus dalam pembuatannya, timnya juga telah menyiapkan suatu cairan yang bisa membuat tahan kertas kardus dari air dan terlihat lebih kuat dan kaku. "Asal tidak dekat dekan api, barangnya bisa awet," lanjut mantan Ketua Hima Ide tahun 2011 silam.
Soal produksi, Octiana mengatakan bahwas bahan baku kertas kardus tersebut diperoleh dari supplier di daerah Mojokerto. Biasanya kardus bekas ini dibeli secara kiloan. Dalam sekali beli bisa biasanya hingga satu kuintal kertas kardus. "Satu kilo bisa tiga sampai empat kardus, cukup untuk membuat satu kursi begitu yang membutuhkan dua sampai empat kardus," ujar Octiana.
Guna menarik minat pasar, tim Duk Duk Duk ini juga menerima special order. Misalnya, terdapat tambahan karikatur pada furnitur yang dipesan, corak dan warna yang berbeda atau tambahan sentuhan batik. "Contohnya pernah kami aplikasikan di pesanan Pakdhe Karwo yang di belakang kursinya kami beri karikatur wajah beliau," lanjut Ode.
Tak berpuas diri, Duk Duk Duk ini juga ambil bagian dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan. Mereka pun terpilih menjadi satu dari empat wakil ITS di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 26 di Universitas Mataram, Senin (9/9) mendatang.
Mereka berharap bisa menjadi juara di kompetisi tahunan tersebut. Tak hanya itu, keempatnya bermimpi mampu memiliki galeri dan workshop sendiri "Di luar itu, harapan terbesar kami adalah turut menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar," pungkas Angger. (akh/ran)