Dr Ir Bambang Pramujati MSc Eng Phd, Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS, menjelaskan prestasi ini merupakan pencapaian luar biasa bagi kontingen ITS. Pasalnya, tahun ini merupakan kali pertama mereka mengikuti kejuaraan tersebut. ”Sebelumnya, sudah ada dua perguruan tinggi terkemuka nasional yang ikut kompetisi ini,” ujarnya.

Prestasi ini menjadi lebih istimewa karena kontingen Indonesia sebelumnya belum pernah memperoleh penghargaan. Sehingga, ITS menjadi institusi pertama Indonesia yang sukses membawa pulang gelar dari Negeri Sakura tersebut.

Ir Witantyo MEng Sc, dosen pembimbing tim Sapu Angin Speed, mengatakan kompetisi ini mempunyai tantangan yang cukup berat. Banyak aturan yang diadopsi dari kompetisi balap dunia seperti Formula 1. Namun, mahasiswa ITS ternyata mampu mengatasinya dengan baik dan berhasil meraih penghargaan best rookie award. ”Saya bangga dengan hasil ini,” jelasnya.

Namun, dosen Jurusan Teknik Mesin ITS ini menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dari tim Sapu Angin Speed ITS. Salah satunya dari segi perhitungan cost report. ”Pada saat uji cost report, kita memperoleh nilai minus seratus,” tuturnya. Sehingga, untuk mengatasi hal tersebut, Witantyo akan memasukkan perhitungan cost report ke silabus salah satu mata kuliah.

Hulfi Mirza Hulam Ahmad, salah satu anggota tim Sapu Angin Speed tidak menyangka timnya memperoleh penghargaan ini. Pasalnya, pada saat ujian terakhir, mereka gagal finish dan bahkan tidak memperoleh poin. Sehingga, penghargaan ini menjadi kejutan yang tidak disangka-sangka sama sekali. ”Awalnya, kami  pesimis mendapat penghargaan best rookie,” terangnya.

Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin ITS ini melanjutkan, keberhasilan ini tidak lepas dari jerih payah selurus anggota tim dan dosen pembimbing selama dua bulan terakhir. Lebih dari itu, dukungan dan doa dari seluruh sivitas akademika ITS juga menjadi faktor lain dari kesuksesan tim Sapu Angin Speed. ”Terima kasih atas dukungan, doa dan semangatnya. Maju terus ITS, maju Indonesia,” pungkas Hulfi. (ali/fi)