ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
22 September 2013, 11:09

Aplikasi ETS, Jawaban ITS untuk Terpuruknya Industri Sarang Walet

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
JAKARTA – Sejatinya, setiap inovasi yang dihasilkan oleh akademisi harus dapat diaplikasikan secara nyata oleh pihak industri maupun masyarakat secara umum. Jika tidak, maka hasil penelitian tersebut akan sia-sia.
Demikian pula inovasi yang dilahirkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berupa aplikasi bernama Electronic Traceability System (ETS). Aplikasi tersebut menjadi jawaban LPPM ITS terhadap industri sarang burung walet nasional sedang mengalami keterpurukan.
Ekspor rumah burung walet tidak dapat masuk ke China akibat tidak lolos tes kualitas. Oleh karena itu, ETS berfungsi untuk mendeteksi kualitas produk sebelum dikirim ke luar negeri.
Traceability adalah sebuah metode penelusuran produk yang ditujukan untuk mengetahui sejarah pembuatan dan kualitas produk. Sedangkan ETS merupakan aplikasi yang digunakan untuk menjalankan metode tersebut.
”Di negara-negara maju metode ini sudah banyak diterapkan. Sayangnya, di Indonesia masih belum,” ujar Wakil Ketua Pusat Studi Transportasi dan Logistik LPPM ITS, Iwan Fanany, seperti dinukil dari ITS Online, Sabtu (21/9/2013).
Sehingga, lanjutnya, banyak produk Indonesia yang tidak layak ekspor namun tetap dikirim. Akibatnya, ketika tiba di negara-negara tujuan, barang-barang tersebut tidak dapat masuk karena gagal lolos tes kualitas.
"Dampaknya, produk tidak dapat dijual dan produsen di Indonesia mengalami kerugian. Salah satunya, ekspor sarang burung walet yang tertahan di perbatasan China,” jelasnya.
Untuk itu, LPPM ITS menawarkan ETS sebagai solusi. Aplikasi ini sudah teruji untuk mendeteksi kualitas buah-buah lokal Indonesia yang akan di ekspor ke luar negeri. Di antaranya buah mangga dan manggis. ”ETS juga dapat digunakan untuk mendeteksi kualitas sarang burung walet,” imbuh Iwan.
Sistem kerja dari aplikasi ETS terbilang sederhana. Awalnya, produsen harus mendaftarkan produk yang akan dikirim secara online di website ETS. Kemudian ketika diterima oleh pengepul dan eksportir, barang barang tersebut akan diperiksa dan hasilnya dilaporkan secara online di website ETS pula. Kemudian, produk yang lolos seleksi akan di ekspor beserta kelengkapan data base-nya.
Salah seorang pengusaha burung walet Rosich Amsyari mengungkap, aplikasi yang ditawarkan LPPM ITS itu sangat membantu. Pasalnya, dengan aplikasi tersebut, sarang burung walet yang diekspor dipastikan laku di pasaran karena semuanya berkualitas. Sedangkan bagi yang kualitasnya rendah, dapat diolah menjadi produk baru yang memiliki nilai tambah.

Rosich berharap, nantinya lebih banyak pihak yang peduli terhadap nasib produsen dan pengusaha sarang burung walet Indonesia. Lebih dari itu, keseriusan pemerintah dalam upaya mengatasi permasalahan ekspor produk Indonesia ini begitu diharapkan. ”Pemerintah mungkin bisa berdiskusi dengan akademisi untuk menyelesaikan masalah ini, misalnya dengan ITS,” pungkas Rosich. (ade)

http://kampus.okezone.com/read/2013/09/20/372/869493/aplikasi-ets-jawaban-its-untuk-terpuruknya-industri-sarang-walet 

Berita Terkait