ITS News

Rabu, 30 Juli 2025
11 November 2013, 16:11

The Next Generation of ITS Solar Car

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Perjuangan ITS Solar Car hingga berhasil berlaga di Bridgestone World Solar Challenge 2013 merupakan bayaran atas mimpi yang tertunda dari pendahulu mereka. Pada sekitan tahun 85-an, mobil surya ITS Widya Wahana versi ke I-III tidak sampai ke ajang perlombaan karena sempat kesulitan dana sehingga hanya dijadikan sebagai bahan riset. Kehadiran ITS Solar Car sebagai pendatang baru pada ajang tersebut ternyata memancing banyak komentar peserta lain dari berbagai kampus besar dunia. “Sempat salah seorang dari salah satu universitas besar di Australia berani pasang taruhan bahwa mobil kamilah yang akan sampai finish duluan,” ujar Aufar Nugraha yang menjadi driver mobil surya ITS di ajang tersebut. Julukan peserta yang inovatif pun melekat pada tim ITS Solar Car, mereka dengan berani melubangi body mobil bermaksud untuk meringankan beban agar bisa melaju lebih kencang. Meski baterai mobil sempat konslet, mobil surya ITS ini tetap berhasil mencapai garis finish di Adelaide dengan urutan ke-21 mengalahkan Cambridge University.

 

Berambisi untuk kembali ke ajang mobil surya paling bergengsi di dunia itu, kini tim ITS Solar Car membuka penerimaan anggota baru dengan harapan terjaringnya para ahli untuk pembuatan generasi baru mobil surya ITS. Terdapat 4 divisi yang dibutuhkan di dalam tim, yaitu divisi elektrik, mekanik, desain dan non-teknis. Pengisian formulir pendaftaran untuk tim ITS Solar Car sudah bisa diakses dari sekarang di halaman resmi ITS Solar Car Racing Team (solarcarteam.its.ac.id) dan akan dilakukan interview pada tanggal 22-24 Nopember 2013.

Dalam persiapannya, pengalaman di ajang lalu memberi banyak pelajaran untuk mobil baru yang lebih sempurna. Pada susunan tim sebelumnya, hanya ada 3 tenaga ahli elektrik, untuk selanjutnya diharapkan jumlah anggota divisi elektrik tersebut bertambah. Dari segi non-teknis, yang paling diusahakan saat ini adalah terkumpulnya dana. Jika dibandingkan dengan kesiapan dana dari tim lain, terdapat perbedaan jumlah yang sangat jauh. Tim ITS menghabiskan Rp 1,6 miliar rupiah, sedangkan tim lain bahkan mencapai angka Rp 90 miliar. Selain persoalan non-teknis, bagian mekanik mobil juga akan dirancang dengan lebih sempurna. Mobil yang sempat berlaga pada OKtober lalu ini memiliki kekurangan pada laminasi solar cell yang mudah rusak. Rencananya untuk lapisan mobil, tim ITS akan memesan composite carbon fiber dari salah satu perusahaan Jepang. Tidak hanya perusahaan Jepang yang menjadi pilihan tim ITS untuk body mobil surya terbarunya, salah satu produk dari perusahaan Italia pun akan ikut menjadi bagian dari mobil surya ITS yang baru. “Kenapa kami memilih produk dari luar? Bukan karena tidak percaya, tapi memang karena barang-barang tersebut belum ada di Indonesia. Kami berharap bisa belajar dari negara lain melalui penggunaan produk mereka hingga Indonesia bisa mencetak sendiri,” terang Aufar Nugraha yang kini menjadi manager di ITS Solar Car racing team.

Selain Bridgestone World Solar Challenge 2015, ITS Solar Car racing team berencana untuk melakukan trip Surabaya-Jakarta-Surabaya dan singgah di kampus-kampus pada Juli 2014 mendatang. (m15)

Berita Terkait