”Perbedaan paling signifikan ajang saat ini dan tahun lalu terletak pada jumlah mobil ikut serta dalam kompetisi. Tahun lalu hanya 28 peserta, tahun ini pendaftar mencapai 80 peserta dan yang lolos race sebanyak 53 peserta,” urai Panitia Pelaksana IEMC 2013 Kenan Sihombing, seperti dikutip dari ITS Online, Rabu (13/11/2013).
Ke-53 peserta tersebut, kata Kenan, dinyatakan lolos seleksi administratif dan penyusunan progress report. Sedangkan untuk berhasil lolos ke tahapan race, mobil harus dinyatakan lolos scruttinering.
”Pada tahap ini, mobil akan diperiksa oleh teknisi berdasarkan ketentuan dimensi, berat, safety dan sebagainya. Selain itu, mobil juga harus dapat menuntaskan delapan lap dalam waktu yang telah ditentukan. Maksimal 30 menit dalam kategori Urban Concept sedangkan Prototype 26 menit,” jelasnya.
Kenan menyatakan, regulasi yang digunakan dalam kompetisi kali ini masih mengacu pada kompetisi Shell Eco Marathon. Bahkan, ada dua kategori yang dilombakan seperti dalam Shell Eco Marathon, yaitu Urban Concept dan Prototype.
Untuk kategori Urban Concept, lanjutnya, panitia mensyaratkan kendaraan memiliki empat roda, desain, dan juga tampilan seperti mobil pada umumnya, serta memenuhi kualifikasi on-road. Sedangkan kategori prototype, mobil tersebut harus memiliki tiga atau empat roda, desain kendaraan masa depan, dan memaksimalkan aspek aerodinamika.
Kedua kategori tersebut juga dikelompokkan lagi berdasarkan bahan bakar yang digunakan mobil, yakni bensin, solar, dan listrik. ”Bahan bakar yang akan digunakan race ditentukan oleh panitia, yakni 100 ml untuk kategori Prototype dan 200 ml untuk kategori Urban Concept. Nantinya predikat terbaik akan diberikan untuk mobil yang menggunakan bahan bakar paling sedikit,” urai Kenan.
Sama seperti tahun lalu, kedua kategori tersebut didominasi oleh peserta yang menggunakan bahan bakar bensin. ”Yang paling sedikit diesel, karena memang sulit merancang mobil, apalagi prototype yang berbahan bakar diesel,” katanya.
Pendapat senada turut dikemukakan Kepala Badan Pembinaan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni ITS, Bambang Sampurno. Dosen Jurusan Teknik Mesin itu menyatakan, kesulitan yang dihadapi ketika menggunakan diesel adalah menyesuaikan dimensi dengan desain mobil. Sehingga tidak mengherankan jika peserta pada kategori tersebut masih minim. (rfa)
Sumber; http://kampus.okezone.com/read/2013/11/12/373/895760/kompetisi-mobil-irit-lokal-berstandar-dunia
Kampus ITS, ITS News — Para peternak di Kabupaten Madiun mengalami kesulitan dalam mencari pakan ternak pada saat musim
Surabaya, ITS News — Departemen Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar International Seminar on Ocean and Coastal
Kampus ITS, ITS News — Guna mendukung perkembangan inovasi arsitektur di Indonesia, Departemen Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News – Tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (KKN Abmas ITS) terus