ITS News

Rabu, 19 Februari 2025
15 Desember 2013, 13:12

Sambut AEC, ITS Ajarkan Bahasa ASEAN

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Terbagi menjadi dua sesi, hari pertama acara yang dihelat di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ini mengupas tuntas bahasa Kamboja. Dua mahasiswa asal Kamboja, Navy Sin dan Svay Chanmony didapuk menjadi pembicara. Sejak setahun yang lalu masuk ke ITS, mereka mulai aktif mengenalkan bahasa Kamboja. Meski dalam logat kamboja, mereka berusaha mengkombinasikan perbincangannya dengan bahasa Indonesia dan Inggris.

Navy mengenalkan 33 macam huruf konsonan dan 24 huruf vokal bahasa Kamboja yang menjadi syarat mutlak dalam pelajaran bahasa Kamboja. Sementara itu, Svay mengajarkan penomoran bahasa Kamboja yang terdiri dari lima angka utama dan berulang, yaitu muoy, pi, bei, buon, dan pram.

Tidak ketinggalan, berbagai kata sederhana dan kata ganti yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari juga turut diajarkan. Misalnya kata saya, kamu, halo, dan makan dalam bahasa Kamboja. Ingin membuat peserta mampu melafalkan bahasa Kamboja, Svay pun mengajak mereka untuk praktek berbahasa Kamboja. Bahkan ia memberikan beberapa pasangan peserta untuk maju ke depan dan mempraktekkan hasil pembelajaran.

Selain itu, Navy juga mengenalkan beberapa adat negara Kamboja. Misalnya menyatukan kedua telapak tangan ketika salam. Navy mengenalkan lima macam salam yang biasa dilakukan masyarakat Kamboja. ”Salam ini ternyata juga biasa dilakukan orang Jawa,” ujar Navy menjelaskan.

Tri Hadiah Muliawati ST, ketua pelaksana acara ini mengatakan pembelajaran bahasa ASEAN akan sangat berguna bagi mahasiswa ITS. Terutama untuk berinteraksi dengan masyarakat ketika mengikuti program pertukaran pelajar di negara ASEAN. ”Dengan memahami bahasa daerah tujuannya, mahasiswa yang ikut pertukaran pelajar bisa lebih mudah untuk bertahan dan bersosialisasi,” ujar mahasiswa S2 Jurusan Teknik Informatika ini.

Leli pun berharap, dengan mengenal bahasa ASEAN, mahasiswa ITS bisa lebih terbuka dengan mahasiswa ASEAN. Sebab, Leli mendapati gap antara mahasiswa ITS dengan mahasiswa asing lantaran kurangnya interaksi. Padahal, saat ini tercatat ada 21 mahasiswa ASEAN yang tengah menempuh pendidikan di ITS. Bahkan mereka mulai lancar berbahasa Indonesia dan sangat terbuka dengan mahasiswa ITS. "Saatnya kita berani untuk berinteraksi dengan mereka," tambahnya. (Oti/fin)

Berita Terkait