Pertambahan jumlah mahasiswa tiap tahunnya memang tak bisa dikatakan signifikan. Namun dampak yang dihasilkan cukup berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Jumlah mahasiswa yang besar nyatanya tak sebanding dengan fasilitas dan jumlah dosen yang tersedia. Sehingga sering kali pembelajaran tidak bisa berlangsung maksimal.
Pertama, masalah muncul dari fasilitas yang tersedia. Pertambahan jumlah mahasiswa mestinya juga diimbangi dengan pertambahan jumlah fasilitas. Utamanya pada sektor ruang kelas. Namun, kenyataannya tidak demikian, jumlah ruangan yang ada tidak sebanding dengan jumlah mahasiswanya.
Akibat yang terjadi, jumlah mahasiswa dalam satu kelas terlalu banyak. Idealnya, dalam satu kelas hanya terdapat sekitar 30 mahasiswa. Namun, di beberapa jurusan dalam satu kelas terdapat sekitar 40 hingga 50 mahasiswa. Dengan jumlah tersebut, tentunya akan membuat pembelajaran tidak bisa berlangsung kondusif.
Pembantu Rektor II, Ir Muhammad Faqih MSA PhD secara langsung mengakui hal itu. Menurutnya, kampus ITS yang memang didesain untuk 10 ribu mahasiswa saat ini sudah dihuni oleh 18 ribu mahasiswa. Akibatnya, beberapa kekurangan juga masih sering terlihat di sana sini.
Untuk sementara, solusi yang diterapkan ITS yakni dengan menambah jam kerja tiap dosen. Karena itu, masih sering terlihat di beberapa jurusan kuliah jam kuliah berlangsung hingga malam hari. Cara lain yaitu dengan memaksimalkan ruangan-ruangan kosong yang saat itu tidak digunakan untuk pembelajaran.
Sebenarnya, ITS juga tak henti-hentinya mengusahakan untuk menambah beberapa gedung sebagai tempat pembelajaran dan penelitian. Contoh, pembangunan gedung 11 lantai di dekat Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) yang akan digunakan sebagai gedung research center. Pun yang terlihat di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Gedung 11 lantai itu juga sudah dalam pembangunan.
Namun, untuk membuat gedung tersebut segera jadi memang tidaklah mudah. Pasalnya, pembangunan gedung-gedung besar bukanlah menjadi tanggungan ITS, melainkan pemerintah. Sehingga proses pembangunan juga sangat tergantung pada dana yang turun dari dana APBN.
Dikatakan Faqih, ITS telah mengevaluasi program
master plan yang tengah berjalan. Dalam rancangan tersebut, akan direncanakan pembangunan gedung-gedung besar di tiap fakultas. Gedung tersebut akan digunakan untuk perkuliahan bersama di fakultas tersebut. Jika gedung itu sudah jadi, maka ruang-ruang kelas yang sudah ada saat ini hanya akan difungsikan sebagai laboratorium.
Belum lagi terkait fasilitas kecil lain, seperti tempat parkir dan kamar mandi. Meskipun sepele, tetapi fasilitas tersebut juga selayaknya mendapat perhatian. Pasalnya, kondisi tempat parkir di beberapa jurusan sudah penuh.
Dosen Juga Berpengaruh
Sebenarnya, masalah yang dimiliki ITS tidak hanya soal fasilitas saja. Tetapi juga pada jumlah dosen yang dimiliki ITS. Hingga saat ini, ITS memang masih kekurangan tenaga pengajar. Akibatnya, jumlah mahasiswa dan dosen memang dirasa tidak sebanding.
Saat ini, ITS memiliki sekitar 900 dosen. Jumlah tersebut bukan jumlah bersih. Namun, juga termasuk dosen yang masih melaksanakan study di luar negeri. Hal itu mengurangi jumlah tenaga pendidik aktif.
ITS harus memutar otak untuk mengatasi hal itu. Untuk memenuhi semua mata kuliah, dilakukan penambahan jam kerja pada beberapa dosen. Tentu ada dampak yang timbul dari permasalahan ini. Ditinjau dari kualitas, memang pertemuan jumlah jam kuliah semua mata kuliah tepenuhi. Tetapi apakah demikian dengan kualitas?
Kuliah di malam hari biasanya membuat pembelajaran tak bisa optimal. Sering kali mahasiswa tidak fokus dengan materi yang disampaikan. Bahkan tak jarang juga terlihat mahasiswa yang tertidur pulas.Tak hanya berlaku pada mahasiswa, dosen juga mengalami yang sama. Penambahan jam belajar, membuat dosen harus mengajar jam ekstra. Hal ini juga mengakibatkan kepenatan di dosen. Sehingga apa yang yang seharusnya disampaikan menjadi tidak maksimal.
Oleh karena itu, apapun alasan dan seberapapun tantangannya semua permasalahan terkait student body ITS harus segara diatasi. Dengan demikian, antara mahasiswa, dosen, dan fasilitas bisa berjalan secara seimbang. Jelas tidak mudah dan membutuhkan butuh proses. Namun, bukankah proses itu dipercepat?
Tim Redaksi ITS Online