Zamroji Haryanto, koordinator Steering Committee (SC) OMITS mengungkapkan bahwa angka peserta tahun ini meningkat sebanyak 25 persen lebih besar jika dibandingkan tahun lalu. Pasalnya, kali ini terdapat 28 Regional kota pendaftaran yang dibuka oleh panitia diseluruh Indonesia.
Meskipun telah menjangkau hampir seluruh pulau besar di Indonesia termasuk Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Bali, tahun ini Regional Papua belum berhasil dibuka. ”Meski begitu, kami telah membuka tahap seleksi yang dilakukan secara online untuk mengatasinya,” terang Zamroji.
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa peserta OMITS terdiri dari siswa Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. Setiap peserta yang terdaftar merupakan dua siswa dari sekolah yang sama dan tergabung dalam satu tim. Dari babak penyisihan yang dilakukan disetiap regional, akan diambil masing-masing satu tim terbaik untuk regional dengan jumlah peserta kurang dari 100. Sedangkan untuk regional dengan jumlah peserta lebih dari 100 orang akan diambil masing-masing dua tim terbaik.
Kemudian, mereka akan melanjutkan tahap selanjutnya ke babak semifinal yang didadakan di Jurusan Matematika kampus ITS, Sabtu (8/2). Dari 8300 peserta tercatat sebanyak 60 tim jenjang SMA, 54 tim Jenjang SMP dan 57 Tim jenjang SD yang berlaga di babak semifinal. Dalam tahap ini peserta akan diberikan waktu sebanyak 60 menit untuk menjawab 12 soal yang terdiri dari 10 soal isian singkat dan dua soal uraian.
Sistem penilaian pun dibuat dengan standar penilaian olimpiade nasional yaitu dengan nilai lima untuk jawaban benar, minus tiga untuk jawaban salah dan minus satu untuk tidak menjawab. Kemudian 10 tim terbaik dari setiap jenjang perlombaan akan melanjutkan kompetisi di babak final, Minggu (9/2).
Selain olimpiade, OMITS juga memamerkan berbagai karya mahasiswa dan dosen ITS. Misalnya alat hitung benda bergerak yang diaplikasikan pada sebuah kamera. Pameran ini digelar tidak lain untuk dijadikan contoh dan media pembelajaran oleh para siswa. ”Sehingga mereka mengerti tentang ilmu Matematika dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari,” ucap mahasiswa angkatan 2011 tersebut.
Kedepannya, Zamroji pun berharap olimpiade ini akan terus berlangsung dan berkembang sekreatif mungkin. Ia juga berharap bahwa di tahun selanjutnya akan ada Regional baru yang dibuka di Pulau Papua, bahkan pria yang berasal dari Tulungagung ini berharap OMITS akan mampu mengibarkan sayapnya hingga ke Negera Tetangga. ” Kalau bisa se-Asia Tenggara,” ucap Zamroji sembari tersenyum.(ao/fin)
Kampus ITS, ITS News – Dedikasi tinggi dalam membumikan budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kembali mengantarkan dosen Departemen
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kian mengukuhkan kiprahnya di bidang teknologi robotika melalui
Kampus ITS, ITS News — Sebagai upaya membuka akses pendidikan yang lebih luas, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkenalkan
Kampus ITS, ITS News — Salah satu lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membuat inovasi yang luar biasa