Dalam diskusi yang bertemakan Perlukah Saya Bertahan? ini, Mukhlis Said Ndoyo, Presiden BEM ITS, menegaskan untuk melihat persoalan mengenai orang nomor satu di Surabaya ini secara objektif. ”Tidak hanya karena perasaan, atau juga karena beliau alumni ITS,” pungkasnya.
Menteri Kebijakan Publik BEM ITS, Sudarsono, memaparkan, tujuan diadakannya diskusi terbuka ini adalah untuk mengkaji landasan suara ketika turun aksi atas nama KM ITS. ”Menerima Risma secara objektif dan melakukan aksi solidaritas merupakan tendensi dan luaran dari diskusi ini,” ujarnya.
Diskusi yang ber-tagline #RismaKerja #JanganGanggu ini berhasil mengundang antusiasme para mahasiswa luar kampus ITS. Tujuan melakukan aksi solidaritas pun mendapat berbagai opini pro dan kontra. Salah satunya Akief Alfatih, mahasiswa Ilmu Politik Universitas Airlangga. Ia memaparkan, bahwa yang menjadi masalah adalah krisis penyaluran para pemimpin Indonesia. ”Forum ini harus sepakat bahwasanya Bu Risma itu baik dan harus ditolong. Mahasiswa harus mengambil peran, mahasiswa tidak boleh netral, mahasiswa harus proporsional dalam menaruh dirinya ke dalam usaha-usaha kebaikan,” tuturnya.
Yoga Widhia Pradhana, Menteri Sosial Politik BEM ITS pada periode lalu, ikut menyuarakan pendapatnya. Ia mengungkapkan, ”Risma mempersepsikan dirinya berdiri sendiri, padahal beliau sudah memenangkan hati masyarakat dan bukti 51 penghargaan. Kurang objektif rasanya jika kita menilai Bu Risma hanya dari tayangan salah satu media swasta. Tagline #saveRisma lebih pada menyelamatkan integritas kerjanya.â€
Suara yang sama datang dari Ketua Himpunan Mahasiswa Mesin, Latif. ”(Gerakan, red) Save Risma membela integritas dari kepemimpinan yang ada dalam rangka mendukung perkembangan kota Surabaya ke depan, harapannya dengan majunya Surabaya, maka Indonesia akan semakin baik,” tuturnya.
Menuju Aksi Solidaritas
Diskusi yang berdurasi selama tiga jam itu berakhir dengan keputusan untuk melakukan sebuah aksi solidaritas kepada Wali Kota Surabaya. Sudarsono mengutarakan kesimpulan dan alasan perlunya aksi dukungan tersebut. ”Tidak elegan seorang Wali Kota mengundurkan diri dikarenakan sebuah tekanan. Masih banyak kebijakan-kebijakan yang belum selesai,” pungkasnya.
Terdapat empat poin dari kebijakan-kebijakan Risma yang dianggap perlu diselesaikan dan menjadi landasan dijalankannya aksi solidaritas ini. Poin-poin tersebut meliputi kelanjutan program MRT, nasib Kebun Binatang Surabaya, penghubung tiga moda bebas hambatan, dan kesehatan Surabaya.
Rencananya, aksi solidaritas ini akan dilangsungkan pada Jumat (21/02) mulai pukul dua siang dengan mengirimkan perwakilan untuk bisa audiensi langsung dengan Risma. Sedangkan massa lainnya melakukan aksi simbolik dengan membersihkan lingkungan sekitar Balai Kota Surabaya.
Moh Yusuf Hasbi Avissena, Menteri Koordinator Pergerakan Muda BEM ITS, mempertegas, ”Ini merupakan aksi sumbangsih tuntutan dan kritisasi terhadap isu yang berkembang. Aksi solidaritas ini merupakan apresiasi untuk segala prestasi Surabaya dan kritisasi kebijakan yang dilakukan Bu Risma.”(imb/izz)
Kampus ITS, ITS News – Kasus infeksi saluran pernapasan akibat Human Metapneumovirus (HMPV) kian mendapat perhatian publik karena gejalanya
Kampus ITS, ITS News — Untuk meningkatkan efisiensi anggaran dan memperkuat branding, sivitas Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas sebuah
Kampus ITS, ITS News — Untuk lebih meningkatkan kualitas akademiknya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memperbanyak jumlah guru besar
Mojokerto, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus menunjukkan komitmennya dalam menunjang program pendidikan dokter muda atau koas