"Apakah kita butuh energi alternatif? Tentu saja ya,” ujar Dr Techn Endry Nugroho P S Si MT membuka seminar pada hari itu. Ia menjelaskan hal tersebut dengan alasan bahan bakar dari fosil organisme adalah bahan bakar terbatas serta untuk lingkungan yang lebih baik lagi.
Pakar bioteknologi ITS ini pun memaparkan bahwa bioethanol adalah energi alternatif terbaharukan yang bisa digunakan. Pasalnya, keunggulan menggunakan bioethanol antara lain, angka oktan, kecepatan pembakaran, dan rasio kompresi yang lebih tinggi. Sedangkan, untuk kelemahannya terletak pada sifat korosifnya yang bisa membuat mesin cepat rusak.
Kini, bioethanol pun bisa dihasilkan melalui lignoselulosa, suatu zat yang berbahan dasar ligni dan selulosa. Ligni sendiri adalah zat material yang terdapat dari kayu yang berwarna coklat. Sedangkan, selulosa adalah bagian dari kayu yang diendapkan dan sudah berubah menjadi senyawa lain.
lignoselulosa sendiri dapat berasal dari kayu, jerami dan rumput yang ketersediaan bahan tersebut bisa didapat dimana saja. ”Mahasiswa pun bisa membuat energi alternatif ini di kostannya,” candanya.
Dari segi konservasi energi turut hadir Awang Riyadi. Direktorat konservasi energi ini pun mengungkapkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menghemat energi. Ia menjelaskan bahwa salah satu penyebab persebaran energi listrik belum merata di Indonesia karena adanya subsidi energi listrik yang dilakukan pemerintah.
Dalam seminar tersebut, Awang pun turut memaparkan Undang-Undang (UU) nomor 30 tahun 2007 pasal 19 ayat 1 tentang energi, yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh energi.Sayangnya, pelosok Irian dan Kalimantan masih diyakini belum mendapatkan persebaran listrik yang memadai
Untuk mengajak masyarakat menghemat energi, ia juga menjelaskan adanya peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) nomor 6 tahun 2011. Peraturan tersebut berisi tentang pembubuhan label tanda hemat energi untuk barang elektronik yang menyedot penggunaan energi pun diberlakukan.
Penghematan energi lainnya, yaitu pendesainan kantor yang hemat energi dengan sistem pilot project pun akan diberlakukan. ”Untuk saat ini kantor instansi swasta lebih hemat energi daripada instansi pemerintahan,” pungkasnya. (van/sha)
Kampus ITS, ITS News — Dukung pertumbuhan ekonomi usaha lokal, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) secara resmi meluncurkan program Kuliah
Kampus ITS, ITS News – Lestarikan permakaman bersejarah di Surabaya, tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Departemen Teknologi Informasi (DTI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan kegigihannya dalam menjaga mutu pendidikan.
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melanggengkan komitmennya dalam berkontribusi bagi kesejahteraan UMKM. Kali ini,